Virus Corona
Ferry Juliantono Sebut Ada Kesenjangan Pikiran Elit dengan Rakyat dalam Hadapi Virus Corona
Langkah yang diambil pemerintah yakni Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) tidak sama dengan keinginan sebagian masyarakat
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai pandemi virus corona berpotensi menimbulkan krisis sosial dan ekonomi di masyarakat. Pasalnya pandemi Corona telah menyebabkan para pekerja informal kehilangan pekerjaannya, serta sejumlah karyawan dirumahkan.
"Semakin beratnya hidup masyarakat secara umum, dan membuat masalah kesengsaraan rakyat pun kian menggunung," kata Ferry dalam siaran persnya, Selasa (7/4/2020).
Baca: Usulan Disetujui Pusat, Pemprov DKI Kini Susun Pergub Teknis PSBB di Jakarta
Kondisi saat ini menurut Ferry, sedang terjadi kesenjangan pemikiran antara pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi Pandemi virus corona.
Langkah yang diambil pemerintah yakni Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) tidak sama dengan keinginan sebagian masyarakat dalam memutus penyebaran virus Corona.
"Terdapat kesenjangan sekaligus perbedaan pikiran antara elite pemerintahan dengan pikiran dalam masyarakat tentang realita yang ada," jelas Ferry.
Ferry yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (DPP APPSI) meminta pemerintah untuk mengurangi kesenjangan pemikiran tersebut.
Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan yang tidak kontroversi.
Baca: UPDATE Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Capai 2.738, Sembuh 204 dan Meninggal 221 Orang
Misalnya dengan menghentikan pembahasan RUU Cipta Kerja atau Omnibuslaw di saat darurat Corona dan menunda pembahasan ibu kota baru.
"Bila tidak, ini akan tentu saja berlawanan dengan pikiran rakyat yang ingin semua proyek atau agenda dari penguasa yang tidak penting tersebut ditunda. Di luar itu, rakyat menghendaki pemotongan gaji pejabat, artinya rakyat ingin ada pengorbanan semua pihak. Jadi, tidak cuma rakyat yang dituntut memberi pengorbanan," pungkasnya.