Virus Corona
Cerita Pasien Corona yang Dirawat di RS Darurat Wisma Atlet "Di Sini Tidak Seseram yang Dibayangkan"
Juno resmi menjalani karantina pada Jumat (17/4) malam. Dia ditempatkan di dalam sebuah unit Wisma Atlet.
Editor:
Hasanudin Aco
Ratusan pasien COVID-19 telah dirawat di RS darurat Wisma Atlet, DKI Jakarta. Seorang pasien asal Jakarta baru-baru ini mengungkap kebersamaan yang tumbuh selama karantina.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika mengalami demam dan batuk-batuk pada bulan Maret kemarin, Juno (bukan nama sebenarnya), tidak menyangka dirinya terkena virus corona.
Setelah berulangkali melakukan pemeriksaan ke dokter dan minum obat, kondisi Juno malah terus menurun.
Dia pun harus dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta.
“Saya konsul lagi sama dia (dokter paru), terus dia melihat keadaan saya, dia langsung nawarin saya untuk rawat inap. Nah kondisi saya waktu itu mau tanda tangan aja tuh udah gemetaran,” kisahnya kepada VOA.
Dokter sempat mengambil sampel usap rongga hidung dan tenggorokan Juno guna memastikan apakah ia terjangkit virus corona atau tidak.
-
Baca: Bertambah 46 Orang, RS Wisma Atlet Kini Rawat 605 Pasien Positif Corona
-
Baca: Tips Sehat Alat Dokter di RS Darurat Corona Wisma Atlet: Makan Teratur, Asup Vitamin C Dosis Tinggi
Namun setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, kondisi Juno berangsur-angsur membaik. Dia pun pulang.
Ketika sudah menjalani aktivitas normal, Juno justru mendapatkan hasil tes swab-nya positif.
Dokternya menyarankan dia isolasi di rumah dan minum obat.
"Cuma dalam hati kecil saya tuh kayak bilang saya harus bertemu dengan pihak yang betul-betul memang ditunjuk sebagai pihak yang kompeten. Bukan saya nggak percaya sama dokter paru, cuma memang saya perlu mendapatkan dari yang memang kompeten saja,” ujar Juno mengisahkan pergulatannya.
Inisiatif ke Wisma Atlet
Setelah mendapat berbagai masukan, pria asal Jakarta Selatan itu memberanikan diri datang langsung ke Wisma Atlet di Kemayoran, yang menjadi rumah sakit darurat COVID-19 sejak Maret.
Dia sudah langsung membawa koper dan ransel. Juno harus meyakinkan petugas keamanan bahwa dirinya memang positif corona sebelum akhirnya diperbolehkan masuk.
Di dalam Wisma, dokter yang memeriksanya langsung memerintahkan karantina.
“Ya sudah ya memang saya sudah siap ya lahir batin untuk dikarantina 14 hari, secara persiapan juga saya sudah bawa koper segala macem, ya udah saya okein,” imbuhnya. Juno pun menunjukkan hasil scan thorax, tes darah, dan surat konfirmasi positif corona.