Senin, 8 September 2025

Virus Corona

Muhammadiyah Minta Pemerintah Pertimbangan Matang soal Pemberlakukan New Normal

Haedar menilai hal ini penting agar masyarakat tidak membuat tafsiran sendiri mengenai new normal

Situs Resmi Muhammadiyah
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat Muhammadiyah mempertanyakan wacana pemberlakukan kenormalan baru atau new normal di Indonesia dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.

Melalui surat resmi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai wacana ini dapat menimbulkan kebingungan masyarakat.

Baca: Rencana Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Pemerintah Dinilai Sudah Stres

Tribunnews.com telah mendapatkan konfirmasi dari Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengenai surat tersebut.

"Di satu sisi Pemerintah masih memberlakukan PSBB tapi pada sisi lain menyampaikan pemberlakuan relaksasi," ujar Haedar melalui surat tersebut.

Menurutnya, pemerintah perlu menjelaskan kepada masyarakat terkait kebijakan ini.

Haedar menilai hal ini penting agar masyarakat tidak membuat tafsiran sendiri mengenai new normal.

Haedar menyoroti pembukaan mall dan tempat perbelanjaan mulai dibuka, sementara masjid dan tempat ibadah masih harus ditutup.

Menurutnya, selama ini masyarakat telah konsisten mencegah penyebaran virus corona di rumah ibadah.

"Padahal ormas keagamaan sejak awal konsisten dengan melaksanakan ibadah di rumah, yang sangat tidak mudah keadaannya di lapangan bagi umat dan bagi ormas sendiri demi mencegah meluasnya kedaruratan akibat wabah Covid-19," ucap Haedar.

Haedar mengungkapkan, laporan BNPB menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 masih belum dapat diatasi.

Namun di sisi lain terdapat wacana pelonggaran aturan dan pemberlakuan new normal.

Muhammadiyah mempertanyakan apakah wacana new normal telah dikaji oleh pemerintah dan melibatkan para ahli.

Dalam surat tersebut, Haedar menyebut wacana ini menimbulkan persepsi publik yang menilai kehidupan masyarakat dikalahkan untuk kepentingan ekonomi.

"Penyelamatan ekonomi memang penting, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah keselamatan jiwa masyarakat ketika wabah Covid 19 belum dapat dipastikan penurunannya," ujar Haedar.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan