Minggu, 24 Agustus 2025

7 Hari Rencanakan Kabur dari Kapal Ikan, 2 ABK WNI Ditemukan Lemas dan Syok setelah Terjun ke Laut

Dua ABK WNI yang kabur dari kapal ikan berbendera China ditemukan lemas dan syok oleh nelayan setelah memutuskan terjun ke laut.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNBATAM.ID/ELHADIF PUTRA
Reynalfi (22) dan Andri Juniansyah (30) saat berada di Polsek Tebing, Sabtu (6/6/2020). Keduanya nekat terjun dari kapal ikan asal Republik Rakyat Tiongkok, di tempat mereka bekerja. Setelah berhasil kabur, mereka ingin segera pulang ke rumah dan bertemu keluarganya. Ditemukan oleh nelaya dalam keadaan lemas dan syok. 

Selain itu, baik Andri maupun Reynalfi mendapatkan perlakuan kasar selama bekerja di kapal ikan tersebut.

Di mana setiap bekerja, mereka akan diawasi dengan seseorang yang disebut sebagai algojo.

Selama tujuh hari berlayar, dua ABK WNI ini merancang skenario untuk kabur dari kapal.

Kondisi Reynalfi dan Andri, 2 ABK WNI yang terjun ke laut kabur dari kapal ikan berbendera China saat dilakukan rapid test sebelum dimintai keterangan.
Kondisi Reynalfi dan Andri, 2 ABK WNI yang terjun ke laut kabur dari kapal ikan berbendera China saat dilakukan rapid test sebelum dimintai keterangan. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

"Yang kedua sudah pasti ada penyiksaan karena itu pada saat korban bekerja, itu ada yang menjaga mereka menyebutnya algojo," jelas Kombes Arie.

"Jadi mereka sudah merencanakan ini sejak kurang lebih tujuh hari di dalam perjalanannya," lanjutnya.

Reynalfi dan Andri merupakan ABK dari kapal ikan bernama Fu Lu Qing Yuan Yu.

Dalam kapal itu juga ada ABK yang berasal dari warga negara lainnya.

Kombes Arie mengatakan, sekira ada 12 ABK termasuk Andri dan Reynalfi yang bekerja di kapal ikan tersebut.

Baca: Dua ABK WNI Nekat Loncat dari Kapal China, Mengaku Tak Betah hingga Belum Terima Gaji

Baca: Kemenlu Akui Banyak ABK WNI Bekerja di Luar Negeri Tidak Terdata

Dua ABK bersama yang lain bekerja dengan diterapkan sistem shift atau secara bergantian.

Mereka juga diharuskan memenuhi target tertentu dalam satu kali bekerja.

"Jadi di kapal tersebut, kapalnya bernama Fu Lu Qing Yuan Yu itu berbendera China itu juga ada beberapa warga negara selain WNI," terang Kombes Arie.

"Kalau dari keterangan korban, kurang lebih ada 12 sudah terhitung dengan 2 orang yang sekarang posisinya sudah di Batam ya."

"Jadi mereka itu dijaga oleh algojo setiap bekerja, shift-nya itu diatur untuk mendapatkan dengan berat beban sekian," tambahnya.

Apabila satu shift sudah memenuhi target, maka akan berganti dengan ABK yang lain.

Kombes Arie menjelaskan, dalam pelaksanaan pekerjaan akan dibagi ke dalam beberapa kelompok.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan