Deretan Jenderal Polisi yang Disebut-sebut Layak Gantikan Idham Azis Jadi Kapolri, Ada 8 Nama
Delapan jenderal polisi yang digadang-gadang bakal menggantikan Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri.
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Delapan jenderal polisi yang digadang-gadang bakal menggantikan Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri.
Lima jenderal bintang tiga dan tiga jenderal bintang dua ini dinilai paling potensial menjabat Kapolri pengganti Idham Azis.
Nama Kepala BNPT Komjen Boy Rafly Amar dan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana masuk dalam daftar calon kandidat.
Wacana siapa pengganti Jenderal Pol Idham Azis sebagai Kapolri sudah mulai berhembus.
Meski masih memiliki masa jabatan di kepolisian hingga Januari 2021 nanti, wacana 8 jenderal polisi itu telah muncul.
Baca: Panglima TNI dan Kapolri Tinjau Pasar Tanah Abang dan Bandara Soekarno Hatta
Diketahui bahwa Jenderal Pol Idham Azis pensiun masih sekira tujuh bulan lagi.
Terbaru, Indonesia Police Watch (IPW) bahkan sudah menyebut beberapa nama yang diduga kuat sebagai kandidat pengganti.
Dilansir dari Warta Kota, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebutkan bahwa ada delapan nama yang masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri.
Dari pendataan IPW, kata Neta, kedelapan nama itu terdiri atas lima jenderal bintang tiga (Komjen) dan tiga bintang dua (Irjen).
"Mereka lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991," kata Neta dalam pesan tertulisnya kepada Wartakotalive.com, Kamis (11/6/2020).
Delapan jenderal itu yakni:
Jenderal bintang tiga
1. Komjen Rycko A Dahniel (Kabaintelkam).

2. Komjen Agus (Kabaharkam)

3. Komjen Boy Rafly (Kepala BNPT)

4. Komjen Sigit (Kabareskrim)

5. Komjen Gatot (Wakapolri).

Jenderal bintang dua:
6. Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)

7. Irjen Lufti (Kapolda Jateng)

8. Irjen Fadhil (Kapolda Jatim).

Ketiga jenderal bintang dua ini bisa masuk bursa calon Kapolri, karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas.
Bahkan, jika menjelang 1 Juli 2020 ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi.
"Sebab keberadaan Kakorbrimob dengan pangkat Komjen sudah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," kata Neta.
Baca: Hasil Survei 80,7 Persen Publik Puas dengan Kinerja Polri, Kapolri Ingatkan Jangan Merasa Puas
Sesuai prosedurnya, menurut Neta, nama calon Kapolri itu akan digodok Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai Wakapolri dan anggotanya Irwasum, Assisten SDM, dan Kadiv Propam.
"Nama-nama yang digodok Wanjakti ini lalu diserahkan Kapolri kepada presiden untuk dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi 3 DPR," katanya.
Di sisi lain, menurut Neta, Kompolnas juga memberikan nama-nama calon kapolri sebagai usulan kepada presiden.
Dalam bursa calon Kapolri kali ini, Neta mengatakan, ada tiga kelompok yang menonjol yakni Geng Solo terdiri atas jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo.
Geng Idham yakni para jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak.
Menurut Neta, tiga kelompok yang sebelumnya sempat mendominasi putaran elit kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elit kekuasaan internal kepolisian tersebut.
"Yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng Budi Gunawan (BG). Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elit kekuasaan di kepolisian," katanya.
Sedangkan Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
"Lalu, apakah jenderal jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," ujarnya lagi.
Selain itu, kata Neta, ada dua hal lagi yang menarik untuk dicermati.
Baca: Kabar Terbaru dari Mantan Kapolri Badrodin Haiti yang Kini Menjabat Komisaris di Perusahaan BUMN
Pertama, nama mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Komjen Rico disebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, karena Rico adalah Adimakayasa Akpol 88 B.
"Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, dimana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," katanya.
Kedua, nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis karena Kapolda Jatim ini salah satu 'tim sukses' saat Idham Azis mengikuti uji kepatutan menjadi kapolri di DPR.
"Terlepas siapa pun yang menjadi kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti, Kapolri baru," kata Neta.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jabatan Berakhir 6 Bulan Lagi, 8 Nama Calon Kuat Pengganti Jenderal Idham Azis Mulai Diperbincangkan