Jumat, 22 Agustus 2025

Ketua IGI: Mendikbud Nadiem Makarim Harus Jelaskan Maksud Pembelajaran Jarak Jauh Akan Permanen

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Ramli Rahim, menyebut Mendikbud Nadiem Makarim harus menjelaskan maksud pembelajaran daring akan permanen.

SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Guru memantau tatap muka Kepala Sekolah, Wali Kelas dengan wali murid melalui video confrence dalam pembagian rapor online, Kamis (25/6). Video confrence disela pembagian rapor online itu sebagai evaluasi pembelajaran daring antara pihak sekolah dengan orang tua siswa atau wali murid. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim menyebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim harus menjelaskan maksud pembelajaran daring akan permanen setelah pandemi Covid-19.

Menurut Ramli, pembelajaran tidak bisa 100 persen dilaksanakan tanpa tatap muka.

"Mas Menteri harus menafsirkan terkait arti pembelajaran daring yang akan dipermanenkan," ujar Ramli saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (4/7/2020).

"Kalau permanen tanpa tatap muka lagi ya bisa kewalahan kita," imbuh Ramli.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim (Tribun Timur/Amiruddin)

Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Berencana Permanenkan Pembelajaran Jarak Jauh setelah Covid-19

Ramli menyebut pendidikan tidak sepenuhnya berada pada penyampaian materi.

"Pendidikan tidak 100 persen ada di sana, aspek pedagogi atau proses pembelajaran, kemampuan keilmuan mungkin terpenuhi," ujarnya.

Akan tetapi dari sisi pendidikan dan pembangunan karakter, pembelajaran daring dinilai sangat kurang.

"Bahkan bisa disebut tidak ada," kata Ramli.

Menurut Ramli, kelas daring atau virtual school bisa dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas.

Ramli menyebut pihaknya sudah tegas menolak apabila ada wacana 100 persen pembelajaran daring.

"Kalau yang dimaksud (Mendikbud) pembelajaran daring ini dilakukan 100 persen ya tidak bisa, guru-guru menolak, tetap dibutuhkan pertemuan," ungkap Ramli.

Ramli menyebut, pembelajaran daring tetap dapat dilakukan.

"Tetapi harus tetap ada pertemuan tatap muka," ungkapnya.

Ramli juga mengkritisi apabila pendidikan formal berbentuk layaknya start up.

"Apalagi meniru semacam start up, start up itu kan asumsinya seperti bimbingan belajar, bukan yang pokok, hanya menambal yang kurang," ungkapnya.

Baca: Presiden: Pendidikan Tinggi Harus Perhatikan Kesehatan Fisik dan Mental Mahasiswa

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan