Minggu, 7 September 2025

Eksklusif Tribunnews

100 Tahun Pendiri Kompas Gramedia: Generasi Sekarang Layak Meniru PK Ojong, Jangan Cuma Tik-tok-an

Berkat keuletan dan kegigihan Ojong dan Jakob Oetama, lahir Kompas Gramedia, yang menaungi banyak perusahaan di bawah brand Kompas-Gramedia.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUN/DENNIS DESTRYAWAN
Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN 

Melihat duo Jakob Oetama dan PK Ojong seperti apa?

Ya memang, we are very happy and we are very lucky, bahwa mereka berdua dalam waktu yang sama bisa menciptakan sesuatu.
Mereka saling melengkapi. Yang satu lebih ke arah literaturnya, bahasanya, PK dengan pemikirannya, organisasinya, keseriusannya, dan pendalamannya.

Jadi saya kira secara harmoninya timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat. Karena dua pribadinya sangat tertarik kepada masing-masing. The Timing of Kompas, waktu didirikan, itu juga yang membuat Kompas besar.

Dan yang kedua karena dipimpin oleh dua orang yang sangat cocok. Mempunyai ide yang sama, walau berbeda bidang, keduanya sosok yang humanis dan sama dalamnya. Dan itu yang membuat Kompas Great.

Nilai apa yang bisa dipetik generasi sekarang, terutama anak muda dari sosok PK Ojong?

Ya saya kira yang perlu anak muda petik, how to be a fully grown and fully opinionated man of person, supaya lantas bisa mencakup banyak hal sekaligus. Itu tidak gampang lagi sekarang.

Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN
Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi menceritakan sosok Pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong saat ditemui di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020). TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN (TRIBUN/DENNIS DESTRYAWAN)

Dan perlu sekali dalam teknologi. Perlu ada yang menyatukan kalau tidak ada orang yang memiliki pandangan untuk menyatukan, yang begitu pecah belah. Saya kira itu yang hebat. Mereka fully grown thinkers, yang sangat berguna untuk bangsa kita.

Itu yang saya harapkan akan ada orang-orang seperti Jakob Oetama dan PK Ojong di masa yang akan datang. Tidak hanya tahu tik-tok, tik-tok saja.

Momen kebersamaan dengan PK Ojong yang tak terlupakan?

Saya kira yang paling berkesan, karena kita khusus sekali memiliki minat budaya. Dia seseorang yang mempengaruhi saya untuk mencintai seni dan budaya.

Itu satu bagian yang mungkin di bidang-bidang lain semua orang ada, tapi di bidang ini tidak semua orang ada. Sangat spesial. Terima kasih untuk bisa mengarahkan dan menjelaskan supaya bisa tertarik dengan seni dan budaya. (denis/tribunnetwork/cep)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan