Mundurnya PGRI, NU dan Muhammadiyah dari POP Kemendikbud, Pengamat: Bukan Soal Uang, tapi Harga Diri
Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori memberi pandangan terkait mundurnya PGRI, NU dan Muhammadiyah dari POP Kemendikbud.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Sri Juliati
Seharusnya, ketiga organisasi tersebut ikut dilibatkan dalam penyusunan program ini.
"Ini bukan persoalan uang, tapi persoalan harga diri. Pak Nadiem mengabaikan peran mereka."
"Ketiganya sudah makan asam garam bagaimana mengelola dan memajukan pendidikan Indonesia," kata Anggota Dewan Pendidikan di Jawa Timur ini.
Mendikbud Nadiem akan evaluasi POP
Mengenai polemik tersebut, Nadiem Makarim menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait program ini.
Terutama dalam sektor seleksi organisasi yang dipilih sebagai penerima dana.
"Penyempurnaan dan evaluasi lanjutan ini dilakukan setelah pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak," tutur Nadiem, dikutip dari Youtube Kompas TV.

Baca: Legislator PAN Dukung Sikap NU, Muhammadiyah dan PGRI Mundur dari POP Kemendikbud
Nadiem menegaskan, gagasan program ini, untuk memaksimalkan inovasi sistem belajar mengajar yang lebih baik.
"Kita semua sepakat, program organisasi penggerak merupakan gerakan bersama masyarakat untuk memajukan pendidikan nasional."
"Tapi kita harus memastikan, program ini sebelum dilaksanakan, merupakan program dengan integritas dan transparansi yang terbaik," tambahnya.
Komisi X DPR RI akan panggil Nadiem Makarim
Komisi X DPR RI membenarkan terkait pemanggilan Nadiem Makarim dalam waktu dekat terkait polemik Program Organisasi Penggerak.
"Kita belum dapat penjelasan detail dari Mendikbud Nadiem, karena itu tahapannya, kita akan mengundang Nadiem dalam rapat kerja komisi X DPR RI."
"Kita ingin minta kejelasan kenapa ada kegaduhan terkait dengan program organisasi penggerak," ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.

Baca: Setelah Terima Masukan dari Berbagai Pihak, Kemendikbud Bakal Evaluasi POP
Adapun ia menyarankan agar Kemendikbud menata ulang kembali program organisasi penggerak.
Sebab, harus ada skema terbaik, agar program organisasi penggerak tidak membuat 'gaduh'.
Terlebih pasca mundurnya NU, Muhammadiyah, dan PGRI dari program ini.
"Pertama, kita minta ditata ulang lagi skemanya."
"Kedua, kita tetap ingin Muhammadiyah, NU, dan PGRI tetap kita minta masuk kembali," tuturnya.
(Tribunnews.com/Maliana)