Senin, 11 Agustus 2025

NU dan Muhammadiyah Mundur dari POP

Pengamat Sarankan Nadiem Makarim Meminta Maaf: Susun Ulang POP Libatkan PGRI, NU dan Muhammadiyah

Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori menyarankan agar Nadiem meminta maaf dan libatkan PGRI, NU, Muhammadiyah dari POP Kemendikbud.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
(Dok. Kemendikbud)
Organisasi Penggerak(Dok. Kemendikbud) 

Benarkah mengenai proses seleksi kriteria pemilihan organisasi penggerak Kemendikbud yang tidak transparan?

Isa menduga, persoalan yang terjadi bukan hanya proses seleksi yang tidak transparan saja, tetapi lebih dari itu.

Sejumlah guru di Sekolah SMP IT PAPB Semarang sibuk mempersiapkan nilai kenaikan kelas di ruang guru, Senin (27/04/20). Pemerintah secara resmi membatalkan Ujian Nasional (UN) tahun 2020 demi mencegah penyebaran Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan, kesehatan siswa dan keluarganya jadi pertimbangan utama. Sebab corona  atau covid-19 merupakan penyakit mudah menular lewat kegiatan tatap muka, seperti UN. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Sejumlah guru di Sekolah SMP IT PAPB Semarang sibuk mempersiapkan nilai kenaikan kelas di ruang guru, Senin (27/04/20). Pemerintah secara resmi membatalkan Ujian Nasional (UN) tahun 2020 demi mencegah penyebaran Covid-19.  (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Baca: Fadli Zon Beri 5 Alasan Mengapa POP Kemendikbud Harus Dihentikan

Menurutnya, persoalan yang ada justru menjurus pada kemampuan Nadiem Makarim dalam memperlakukan ketiga organisasi tersebut.

"Dalam organisasi penggerak, Pak Menteri sudah punya tim sendiri (semacam pedoman), tinggal organisasi menjalankan."

"Itu tidak cukup menjadikan NU, Muhammadiyah dan PGRI hanya sebagai tukang yang menjalankan apa yang sudah dirancang Mendikbud dan timnya," ungkap Isa.

Seharusnya, ketiga organisasi tersebut ikut dilibatkan dalam penyusunan program ini.

"Ini bukan persoalan uang, tapi persoalan harga diri. Pak Nadiem mengabaikan peran mereka."

"Ketiganya sudah makan asam garam bagaimana mengelola dan memajukan pendidikan Indonesia," jelasnya.

Kemendikbud akan Evaluasi POP

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan evaluasi lanjutan untuk menyempurnakan Program Organisasi Penggerak (POP).

Proses evaluasi lanjutan akan melibatkan pakar pendidikan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan lembaga negara.

Nadiem mengatakan, penyempurnaan dan evaluasi lanjutan dilakukan setelah pemerintah menerima masukan dari berbagai pihak.

"Saya berterima kasih atas berbagai masukan yang ada."

"Kita semua sepakat bahwa Program Organisasi Penggerak merupakan gerakan bersama masyarakat untuk memajukan pendidikan nasional," kata Mendikbud di Jakarta, dikutip dari website Kemendikbud, Jumat (24/7/2020).

Kemendikbud juga akan melibatkan peran organisasi-organisasi yang selama ini telah andil dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

Dua anak mengerjakan tugas saat belajar di rumah selama pandemi virus corona (Covid-19), di salah satu permukiman di Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan konsep belajar di rumah selama pandemi virus corona atau Covid-19 tidak hanya fokus ke akademik, tapi harus memberikan pendidikan yang bermakna termasuk kecakapan hidup dan pemahaman mengenai pandemi Corvid-19. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan konsep belajar di rumah selama pandemi virus corona atau Covid-19 tidak hanya fokus ke akademik, tapi harus memberikan pendidikan yang bermakna termasuk kecakapan hidup dan pemahaman mengenai pandemi Corvid-19. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan