Pilkada Serentak 2020
Sikap Jokowi soal Kerabatnya di Pilkada 2020: Bicara dengan Surya Paloh hingga Undang Pesaing Gibran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui melakukan sejumlah langkah terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020.
Penulis:
Daryono
Editor:
Garudea Prabawati
"Ada banyak alasannya, termasuk mempertimbangkan faktor kekerabatan," kata Johnny.
Johnny memastikan, sebagai partai politik pengusung dan pendukung Presiden Jokowi sejak 2014, Nasdem sangat menghargai masukan yang disampaikan oleh politisi PDI-P itu.
Nasdem pun akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pencalonan Wahyu Purwanto.
2. Undang Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo Terkait Rekomendasi Gibran
Jokowi juga diketahui mengundang Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo ke Istana pada Kamis (17/7/2020).
Purnomo saat itu berebut rekomendasi PDIP dengan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Bakal Calon Wali Kota Solo.
Dalam undangan di Istana itu, Jokowi ternyata memberitahu Purnomo bahwa penerima rekomendasi PDIP adalah Gibran.
Baca: Raffi Ahmad Akhirnya Beri Jawaban Soal Tawaran Maju Pilkada 2020, Terima atau Tidak?
Pertemuan itu diungkap langsung oleh Purnomo.
"Sudah tahu, ini tadi dipanggil presiden pukul 11.30 WIB, saya tadi ke Jakarta dipanggil pak Jokowi katanya kangen sama saya," kata Purnomo, Kamis (16/7/2020).
"Terus kami ngobrol-ngobrol, pak Jokowi cerita yang dapat rekomendasi putranya Gibran dengan Teguh," ujarnya sebagaimana dikutip dari TribunSolo.com.

Sehari setelahnya atau pada Jumat (17/7/2020), DPP PDIP resmi mengumumkan mengusung Gibran sebagai Bakal Calon Wali Kota Solo berpasangan dengan Teguh Prakosa.
3. Gunakan Istana Terkait Pilkada, Jokowi Dianggap Salahgunakan Fasilitas Negara
Langkah Jokowi yang menggunakan Istana untuk membicarakan Pilkada 2020 terkait pencalonan Gibran dianggap menyalahgunakan fasilitas negara.
Hal itu diungkap oleh pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consultant, Pangi Syarwi Chaniago.
"Jelas menyalahgunakan fasilitas negara. Beliau harus bedakan mana kepentingan negara mana kepentingan keluarga," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/7/2020).