Minggu, 12 Oktober 2025

Sidang Tahunan MPR

Presiden Ajak Semua untuk Membajak Krisis: Puan Memuji, Legislator PKS Mengkritik

Puan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan momen HUT ke-75 RI untuk menyatukan semangat mewujudkan Indonesia Maju di segala bidang.

Humas MPR RI
Sejumlah tokoh Negara terlihat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI, Jakarta, Jumat (14/8/20). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani berterima kasih pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena selalu mengenakan pakaian adat daerah setiap acara kenegaraan.

Hal itu disampaikan Puan sebelum menutup Sidang Tahunan MPR Bersama DPR dan DPD di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

"Alhamdulillah, hari ini Pak Jokowi mengenakan baju adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur. Terima kasih pada Pak Presiden yang selalu menggunakan dan memperkenalkan baju adat daerah dalam setiap acara kenegaraan," kata Puan.

Dalam sidang tersebut, Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pakaian adat yang dikenakan Jokowi itu perpaduan warna hitam dengan corak emas.

Adapun Puan, mengenakan kebaya berwarna oranye dengan bawahan kain berwarna cokelat.

Puan Maharani menegaskan butuh politik pembangunan untuk dapat mengelola, mengatur, dan mengendalikan sumber daya bangsa dan negara, yang diarahkan untuk membangun kekuatan nasional.

Menurut Puan, arah politik pembangunan adalah hal inti di dalam suatu pembangunan.

"Pembangunan tanpa arah politik yang jelas, ibarat kapal tanpa kompas. Pembangunan tanpa dipimpin oleh visi misi politik pembangunan yang jelas, ibarat kapal tanpa nakhoda, yang akan hancur karena membentur karang atau tenggelam karena diterjang badai," kata Puan.

Politikus PDI Perjuangan ini (PDIP) ini mengatakan, tujuan dari pembangunan tersebut secara tegas telah dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke-empat.

Puan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan momen HUT ke-75 RI untuk menyatukan semangat mewujudkan Indonesia Maju di segala bidang.

"Membangun Indonesia memiliki arti yang sangat luas, yaitu membangun dalam segala bidang kehidupan negara dan masyarakat untuk menuju arah dan cita-cita kemerdekaan seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945," ucap Puan.

Baca: Jokowi Rencanakan Anggaran Rp 796,3 Triliun ke Daerah untuk Mewujudkan 7 Kebijakan Ini, Apa Saja?

Hukum Tak Disentuh

Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al Habsyi mengkritik pidato yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD 2020, Jumat (14/8/2020).

Menurutnya, pidato Jokowi masih kurang banyak mengangkat kondisi Indonesia di usianya yang ke-75. Dia mencontohkan dalam masalah hukum.

"Ya saya merasa pidato itu terlalu banyak hal yang belum diangkat mengenai kondisi Indonesia di 75 tahun," ujar Aboe Bakar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

"Paling tidak dalam posisi masalah hukum aja deh ya. Terlalu banyak yang tidak terungkap dan tidak ada kelihatan ikhtiar untuk semangat penyelesaian permasalahan," imbuhnya.

Meski demikian, Aboe Bakar mengungkap sebenarnya tak terlalu mempermasalahkan pidato mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Hanya saja, anggota Komisi III DPR RI tersebut berharap isi dari pidato yang disampaikan Jokowi harus ditindaklanjuti oleh kementerian dan DPR.

"Kementerian dan DPR harus terus lebih memfollow up dan menegakkan hal-hal yang belum terungkap oleh presiden kita," kata Aboe Bakar.

Anggota fraksi PKS lainnya, Mardani Ali Sera merespons pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyinggung soal momentum krisis pandemik Covid-19 harus dibajak untuk melakukan lompatan besar.

Mardani menilai harapan presiden tersebut agaknya tidak realistis lantaran tidak didukung oleh kebijakan yang terarah.

"Pandangan saya, jangankan melompat, berjalan pun kita susah kalau tidak ada perubahan fundamental. Mulai dari line up kabinet, penajaman anggaran. UMKM kita jangankan suruh lari sekarang, siuman dari pingsannya saja berat," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Baca: Presiden Jokowi Apresiasi Program “MPR Peduli Melawan Covid-19”

Mardani menyatakan, aksi nyata dari kepala negara yang sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagaimana disampaikan dalam pidatonya.

"Bicara mudah, aksi yang ditunggu oleh kita semua. Aksi itu jelas, 1,2, 3 hari ke depan ini apa aksi Pak Jokowi dari pidato yang di atas dalam tanda kutip, bagus pidatonya," ucapnya.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan, target Indonesia sekarang ini bukan hanya keluar dari krisis akibat Pandemi Covid-19, melainkan melakukan lompatan besar dengan memanfaatkan krisis untuk membangun Indonesia yang kita cita-citakan.

Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Masa Persidangan I DPR Tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2020). Pidato Presiden Jokowi tersebut dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN TA 2021. Tribunnews/Jeprima
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Masa Persidangan I DPR Tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2020). Pidato Presiden Jokowi tersebut dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN TA 2021. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

"Krisis memberikan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan, untuk melakukan lompatan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar," kata Presiden dalam pidato sidang tahunan MPR-RI dan sidang bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020.

Presiden mengatakan, krisis yang terjadi harus dibajak untuk dimanfaatkan agar Indonesia bisa setara dengan negara maju. Hal itu bisa dimulai dengan memecahkan masalah fundamental bangsa. (vincentius/chaerul/tribunnetwork/cep)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved