Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

IGI Usulkan Pemerintah Alokasikan Dana untuk Pengadaan Gawai bagi Siswa dengan Sistem Peminjaman

IGI mendesak pemerintah untuk memikirkan ketidaktersediaan peralatan seperti gawai bagi peserta didik. IGI mengusulkan adanya sistem peminjaman gawai.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Siswa belajar di bawah kolong rel kereta api Mangga Besar Jakarta Rabu (19/8/2020). Siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan internet gratis yang disediakan oleh sejumlah donatur. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diharap memikirkan ketidaktersediaan peralatan seperti gawai bagi peserta didik.

Terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim.

Ramli menyebut semestinya pemerintah bukan lagi memikirkan pulsa atau paket data, akan tetapi device atau gawai untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Kemdikbud harusnya mempunyai data daerah yang sangat membutuhkan device itu dimana," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (28/8/2020).

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim (Tribun Timur/Amiruddin)

Baca: Kemendikbud Beri Bantuan Kuota Internet: Siswa 35 GB, Guru 42 GB, Mahasiswa-Dosen 50 GB Per Bulan

Ramli memiliki gagasan, hendaknya pemerintah melakukan pengadaan gawai bagi siswa yang membutuhkan.

Namun dengan sistem peminjaman layaknya meminjam buku di perpustakaan.

"Bukan diberikan tapi dipinjamkan, sistemnya seperti perpustakaan zaman dulu, ambil buku di perpustakaan kemudian dikembalikan pada waktunya, atau diperpanjang peminjamannya," ujar Ramli.

Menurut Ramli, keberadaan gawai lebih mendesak untuk saat ini.

"Yang dibutuhkan alatnya, seharusnya pemerintah menggunakan sistem perpustakaan, dipinjamkan kepada yang belum memiliki."

"Kalau kemudian sudah memiliki ya dikembalikan ke sekolah," ungkap Ramli.

Lebih lanjut, Ramli menyebut kebijakan alokasi Rp 9 triliun untuk pulsa dan data bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen dinilai tidak tepat sasaran.

Menurut Ramli, saat ini harga paket data untuk belajar sudah murah dibandingkan sebelumnya.

"Sehingga apa yang dilakukan Kemendikbud kesia-siaan. Analoginya seperti kemarau yang sangat panjang, tidak ada bantuan sama sekali. Begitu sudah musim penghujan, baru bantuan dikucurkan," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved