Kamis, 14 Agustus 2025

Gerakan 30 September

Untung Mengenang Sosok Ayahnya Jenderal Ahmad Yani, Bertengkar dengan Cakrabirawa Sebelum Ditembak

Setelah masuk lalu terdengar rentetan suara tembakan dan Jenderal Ahmad Yani pun terjatuh dengan banyaknya selongsong peluru di tubuhnya.

Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/Irwan Rismawan
Anak Jenderal TNI Ahmad Yani, Untung Mufreni Ahmad Yani berpose di Museum Sasmitaloka Ahmad Yani di Jakarta, Kamis (1/10/2020). Museum Sasmitaloka Ahmad Yani adalah museum yang dahulunya merupakan tempat Jenderal TNI Ahmad Yani dibunuh pada peristiwa gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Kejadian mengerikan itu menyisakan pilu yang mendalam bagi Keluarga Jenderal Ahmad Yani tidak terkecuali Untung Yani.

Ia pun berpesan bahwa tragedi tersebut harus tetap dikenang dan diingat agar kejadian serupa tidak terjadi kembali di kemudian hari.

Kata Untung, Jenderal Ahmad Yani merupakan sosok ayah yang tegas.

Anak Jenderal TNI Ahmad Yani, Untung Mufreni Ahmad Yani berpose di Museum Sasmitaloka Ahmad Yani di Jakarta, Kamis (1/10/2020). Museum Sasmitaloka Ahmad Yani adalah museum yang dahulunya merupakan tempat Jenderal TNI Ahmad Yani dibunuh pada peristiwa gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Tribunnews/Irwan Rismawan
Anak Jenderal TNI Ahmad Yani, Untung Mufreni Ahmad Yani berpose di Museum Sasmitaloka Ahmad Yani di Jakarta, Kamis (1/10/2020). Museum Sasmitaloka Ahmad Yani adalah museum yang dahulunya merupakan tempat Jenderal TNI Ahmad Yani dibunuh pada peristiwa gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

"Bapak itu orang yang tegas dan keras kepada anak-anaknya apalagi kepada anak laiki-lakinya, namun kepada anak perempun bapak itu tidak terlalu keras karena anak perempuannya rajin-rajin," ujar Untung Yani.

Untung Yani menambahkan, bapaknya selalu memberi nasehat-nasehat baik kepada anaknya.

"Walaupun bapak orangnya keras namun jarang berlaku kasar kepada anaknya. Bila saya bandel, saya hanya disentil telinganya," ujarnya.

Jenderal Ahmad Yani selalu mengenalkan anak-anaknya kepada para kolega dan tamu-tamunya.

Kedelapan anak Jenderal Ahmad Yani selalu disuruh ke luar dan diperkenalkan bila ada tamu yang berkunjung ke rumahnya. Begitu pula saat kedelapan anaknya diperkenalkan oleh Presiden Pertama RI Soekarno.

Untung Yani menceritakan bila di siang hari, mereka selalu menunggu bapak pulang untuk makan siang bersama. Dan itu selalu dilakukan mereka, bapak dan ibu makan dalam satu meja makan.

Anak Jenderal TNI Ahmad Yani, Untung Mufreni Ahmad Yani menunjukkan foto-foto yang ada di Museum Sasmitaloka Ahmad Yani di Jakarta, Kamis (1/10/2020). Museum Sasmitaloka Ahmad Yani adalah museum yang dahulunya merupakan tempat Jenderal TNI Ahmad Yani dibunuh pada peristiwa gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Tribunnews/Irwan Rismawan
Anak Jenderal TNI Ahmad Yani, Untung Mufreni Ahmad Yani menunjukkan foto-foto yang ada di Museum Sasmitaloka Ahmad Yani di Jakarta, Kamis (1/10/2020). Museum Sasmitaloka Ahmad Yani adalah museum yang dahulunya merupakan tempat Jenderal TNI Ahmad Yani dibunuh pada peristiwa gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

"Bapak itu sebelum mengenal golf, hobinya yaitu main layang-layang. Ia bermain layang-layang bareng dengan perwira Angkatan Darat lainnya," tambah Untung Yani.

Untung Yani yang ditinggal sosok Jenderal Ahmad Yani di umur 11 tahun sangat merasa kehilangan atas kepergian ayahnya dalam peristiwa kelam G30S/PKI.

Ia sangat kasihan terhadap ibunya karena harus merawat kedelapan anaknya seorang diri di masa mudanya. (tribun network/wan/wly)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan