Fenomena La Nina Diprediksi Bakal Menerjang, Kades Hingga Camat Diminta Waspada
Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin
*Siapkan Lokasi Pengungsian Aman dari Klaster Covid 19
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anomali iklim La Nina sudah muncul di Samudera Pasifik ekuator.
Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka minus 0,5 derajat Celcius.
Imbasnya untuk Indonesia adalah terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan hingga 40 persen di atas normal. Karena rawan bencana, seluruh pihak
diminta bersiap terutama terkait pengelolaan tata air.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekomendasikan kesiapsiagaan
tidak hanya pada tingkat provinsi tetapi hingga tingkat kecamatan, kelurahan atau desa, dan bahkan keluarga.
Baca: Mengenal Fenomena La Nina yang Bisa Berdampak Bencana di Indonesia
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan menjelaskan kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Ia menegaskan bahwa camat, lurah, dan kepala desa untuk melakukan beberapa pencegahan.
Ia meminta untuk memastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan, setiap
daerah rawan bencana miliki tempat evakuasi sementara.
Baca: Waspada Banjir! Kota Ambon Masih Berpotensi Hujan Lebat Akibat La Nina
Pihaknya juga meminta aparat desa untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai
shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah.
"Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19. Identifikasi rumah
aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara,” ujar Lilik,
Minggu(11/10).
Ia juga meminta kepada masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang
harus dilakukan. Lilik mengingatkan protokol kesehatan, yaitu 3M (memakai masker,
menjaga jarak, dan mencuci tangan).
Baca: Pengertian La Nina, Apa Bedanya dengan El Nino? BMKG Berikan Penjelasan
Sebagaimana diketahui, pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus
menggencarkan kampanye penyuluhan 3M.
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Makanya, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol kesehatan,
dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan
ketat.
“Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan
apabila ada info dari BMKG,” katanya.
Hal tersebut terkait dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten dan kota kepada pihak
kecamatan dan selanjutnya di tingkat desa.