UU Cipta Kerja
Momen UU Cipta Kerja Dimanfaatkan Elite yang Tak Sabar 2024, PDI-P: Itu Sikap Pengecut
Para elite itu diduga menggunakan massa demonstran untuk berbuat kerusuhan saat aksi menolak UU Cipta Kerja berlangsung di berbagai daerah di seluruh
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut momentum demonstrasi UU Cipta Kerja dimanfaatkan para elite yang tak sabar 2024.
Para elite itu diduga menggunakan massa demonstran untuk berbuat kerusuhan saat aksi menolak UU Cipta Kerja berlangsung di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Hal ini diungkapkan Hasto saat menyambangi Markas Tribun Network di Jakarta, Selasa (13/10/2020).
"Maksudnya jelas kan ada beberapa elite yang memprovokasi. Misalnya memprovokasi ke dalam (negeri)," ucap Hasto.

Unjuk rasa UU Cipta Kerja di berbagai daerah yang berakhir ricuh disertai tindakan anarkistis menurut Hasto adalah sebuah kemunduran.
Pasalnya, tindakan anarkis saat demo UU Cipta Kerja itu dimotori oleh para elite yang tak suka pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Disertai Tindakan Anarkis, Hasto Kristiyanto: PDI-P Siap Berdialog
"Kita sekarang mundur ke dalam. Yang dilawan saudara-saudara sebangsa lagi, tidak sabar untuk mengikuti Pemilu," ucap dia.
Hasto mengimbau agar para elite yang tak suka Jokowi itu melakukan aksinya sesuai mekanisme konstitusional yang berlaku.
Pria kelahiran Yogyakarta 7 Juli 1966 itu mengenaskan, berbuat anarkis dengan menunggangi momentum demonstrasi UU Cipta Kerja adalah sikap pengecut.

"Mekanisme kita adalah bangunlah kekuatan rakyat, bentuklah partai politik kalau Anda tidak cocok dengan partai yang ada," kata Hasto.
"Dan kemudian ber-kontestasi secara sehat, jangan tunggangi mereka-mereka kemudian apalagi melakukan tindakan anarkis. Ini sikap pengecut," pungkas dia menegaskan.