Sabtu, 23 Agustus 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Oknum TNI Diduga Terlibat Kasus Tewasnya Pendeta Yeremia, Komisi I Segera Bahas Bersama Panglima TNI

Komisi I DPR RI akan menanyakan kebenaran informasi oknum TNI yang diduga ikut terlibat dalam peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani.

Koresponden Tribun Network di Papua, Banjir Ambarita
Dua anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang tertembak di Intan Jaya saat melakukan investigasi terkait penembakan pendeta Yeremias Zanambani, Sabtu (10/10/2020) dievakuasi ke Jakarta. 

Dugaan Tim Kemanusiaan Untuk Intan Jaya Papua mengarah kepada Alpius bukan tanpa sebab.

Pertama Alpius pernah menyebut nama Pendeta Yeremia dan lima orang lainnya sebagai musuhnya.

Haris mengatakan awalnya ketika itu masyarakat sempat dikumpulkan oleh personel TNI sekira jam
09.00 WIT di lapangan depan kantor Koramil.

Dalam kesempatan itu, kata Haris, Danramil meminta masyarakat mengembalikan senjata yang dirampas
pada 17 September 2020 di Sugapa Lama.

Kepada masyarakat, kata Haris, Danramil memberikan waktu dua hari untuk mengembalikan senjata
yang dirampas pada 17 September, dan jika tidak dikembalikan dalam dua hari tersebut, maka akan
dilakukan operasi penumpasan ke warga.

Selain itu, kata Haris, Danramil juga memerintahkan kepada dua orang Pemuda, untuk mencari
Kepala. Suku Moni Melianus Wandagau, di Sugapa Lama.

Setelah itu Alpius, kata Haris, kembali mengumpulkan warga di depan Gereja Imanuel 1 sekira pukul
12.00 WIT.

Baca juga: TGPF Intan Jaya Dinilai Ragu Ungkap Terduga Pelaku Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani

Dalam kesempatan itu, kata Haris, Alpius mengungkapkan Pendeta tidak pernah mengajarkan ke jemaat
atau masyarakat untuk membunuh orang tapi mereka membunuh orang.

"Alpius juga mengatakan bahwa 'Orang-orang atau Masyarakat Hitadipa yang menjadi musuh, lawan dan
perang dengan saya (TNI/Polri) adalah antara lain, Jimi Sani, Pendeta Yeremia Zanambani, Pendeta
Yakobus Maiseni, Ibu Ev Naomi Kobogau/Maiseni, Roni Majau dan Amoli Wandagau'," kata Haris.

Kedua, kata Haris, ada saksi yang menyatakan Alpius dan seorang anggota TNI mendatangi kandang
babi.

Saksi tersebut menyatakan sempat ada proses dialog antara Alpius dengan Pendeta Yeremia sebelum
Pendeta Yeremia ditemukan istrinya tersungkur dengan mengeluarkan banyak darah di kandang babi.

Darah tersebut diduga berasal dari luka tikam di punggung atas dan dari luka tembak di tangan
kiri atas Yeremia.

Dua anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang tertembak di Intan Jaya saat melakukan investigasi terkait penembakan pendeta Yeremias Zanambani, Sabtu (10/10/2020) dievakuasi ke Jakarta.
Dua anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang tertembak di Intan Jaya saat melakukan investigasi terkait penembakan pendeta Yeremias Zanambani, Sabtu (10/10/2020) dievakuasi ke Jakarta. (Koresponden Tribun Network di Papua, Banjir Ambarita)

Saat itu Pendeta Yeremia yang masih bisa berkomunikasi pun sempat mengungkapkan kalimat yang
mengarahkan kepada dugaan bahwa pelaku yang menyebabkannya mengalami hal tersebut adalah Alpius.

"Pendeta Yeremia masih berkomunikasi dan dalam komunikasi itu kesaksian dari Pak Pendeta kepada
Mama Meriam (istri Yeremia) bahwa ini akibat dari orang yang kita kasih makan, artinya si
Alpius," kata Haris.

Tidak hanya itu, Haris mengatakan sebelum kejadian Yeremia yang dikenal sebagai sosok yang tegas
sempat menanyakan dua orang warganya yang sempat ditahan oleh aparat dalam semacam razia covid-19
pada 21 April 2020 lalu.

Baca juga: TGPF Intan Jaya Belum Temukan Saksi Mata Peristiwa Pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan