Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Survei Kemenkes dan ITAGI:  Penolakan Vaksin Covid-19 Tertinggi di Aceh dan Terendah di Papua

Survei nasional itu berlangsung pada 19-30 September 2020 dengan tujuan untuk memahami pandangan masyarakat.

Pixabay
ILUSTRASI. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Survei Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dengan dukungan UNICEF dan WHO, menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia bersedia menerima vaksin Covid-19.

Survei nasional itu berlangsung pada 19-30 September 2020 dengan tujuan untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi Covid-19.

Pada pelaksanannya, survei tersebut mengumpulkan tanggapan lebih dari 115.000 orang, dari 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota atau 99 persen dari seluruh kabupaten/kota.

Baca juga: Menkes Terawan Beberkan Kriteria Penerima Vaksin Covid-19

Hasil survei menunjukkan, bahwa tiga perempat responden menyatakan telah mendengar tentang vaksin COVID19, dan dua pertiga responden menyatakan bersedia menerima vaksin COVID-19.

Meski demikian, tingkat penerimaan berbeda-beda di setiap provinsi, hal ini dilatar belakangi oleh status ekonomi, keyakinan agama, status pendidikan serta wilayah.

Pada kelompok masyarakat dengan informasi yang lebih banyak seputar vaksin misalnya, mereka cenderung akan menerima pemberian vaksin Covid-19.

 Hal yang sama juga terjadi pada responden dengan kepemilikan asuransi kesehatan, sebagian besar dari mereka lebih mungkin menerima vaksin virus Corona. Ini menegaskan bahwa saat ini masih dibutuhkan informasi yang akurat tentang vaksin COVID-19.

“Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin COVID-19 dan bersedia menerimanya,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi di Jakarta, Selasa (17/11/2020).

Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan adanya kelompok yang ragu dan sebagian kecil yang menolak.

Baca juga: Jokowi Minta Hati-hati Terkait Pengadaan Vaksin Covid-19

 Dari tujuh persen responden yang menolak, menyebutkan faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin sebagai faktor pertimbangan mereka.

Ia menjabarkan, saat ini pemerintah tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin dari para produsen vaksin COVID-19.

Tim Gabungan yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga telah dikirim ke negara produsen untuk memastikan aspek tersebut.

“Sangat penting bagi kami untuk terus memastikan bahwa vaksin tersebut aman. Kami juga melibatkan petugas kesehatan dan membangun kapasitas mereka, karena petugas kesehatan adalah sumber informasi paling terpercaya di masyarakat,” imbuhnya.

Selanjutnya, dari segi geografis. Provinsi Papua melaporkan tingkat penerimaan vaksin paling tinggi dengan 75 persen, kemudian diikuti Jawa dan Kalimantan.

Provinsi Aceh memiliki tingkat penerimaan terendah dengan 46 persen. Selain Aceh, daerah dengan penerimaan terendah terdapat di pulau Sumatera, Sulawesi dan Maluku.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved