Kamis, 4 September 2025

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Ayah Pramugari Sriwijaya Air : Saya Ikhlas dan Terima Apapun Kondisi Mia, Hidup atau Tidak Bernyawa

Keluarga berharap proses evakuasi dapat berlangsung lancar  sehingga segera ada kepastian nasib para penumpang dan awak pesawat nahas itu

Editor: Eko Sutriyanto
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Suasana ibadah penguatan di kediaman Mia Zet Wadu, Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Minggu (10/1/2021) 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Orangtua Pramugari Sriwijaya Air SJY 182,  Mia Trestyani Wadu (23) menggelar ibadah penguatan di kediaman Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, Minggu (10/1/2021). 

Pantauan Tribun Bali di lokasi, tampak sejumlah kerabat dan rekan Mia Zet Wadu berdatangan di rumah sejak sekitar pukul 16.30 Wita.

Sore ini digelar ibadah doa penguatan bagi Mia.

Tangis kerabat dan rekan Mia pecah saat ibadah berlangsung.

Kedua orangtua Mia tampak terpukul atas berita duka musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu.

Keluarga berharap proses evakuasi dapat berlangsung lancar  sehingga segera ada kepastian nasib para penumpang dan awak pesawat nahas itu. 

Ayah Mia, Zet Wadu ikhlas apapun kabar mengenai putrinya yang ia kenal sebagai pribadi baik, penurut, dan rajin beribadah itu.

"Harapannya supaya proses evakuasi lebih cepat, supaya semua dapat info yang pasti.

Baca juga: Cerita Penumpang Lolos dari Kecelakaan Sriwijaya Air Gegara Tak Memiliki Hasil Test Swab PCR

Saya ikhlas dan menerima apapun kondisi Mia, baik dalam keadaan hidup atau tidak bernyawa.

Ini kehendak Tuhan, kami siap jika dibutuhkan untuk proses identifikasi," ujar Zet Wadu (63) ayah Mia.

Seperti diketahui, salah satu pramugari dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta – Pontianak merupakan warga Denpasar, Bali.

Ia merupakan jemaat Gereja GPIB Maranatha Denpasar bernama Mia Trestyani Wadu.

Mia Zet Wadu merupakan bagian dari Ikatan Keluarga Besar Flobamora Kolorai Hawu, Sabu Raijua Bali, yang dikenal sebagai pribadi baik hati, peduli dengan sesama, dan aktif di gereja.

Sosok Mia Zet Wadu

Sosok pramugari Sriwijaya Air SJY -182, Mia Tre Setiyani Wadu dikenal sebagai pribadi yang baik, lemah lembut dan aktif dalam gerakan pemuda di Gereja GPIB Maranatha Denpasar.

Hal itu diungkap oleh kerabat Mia Zet Wadu yang merupakan paman korban, Johny Lay.

Kepada Tribun Bali, Johny menyebut Mia selalu berkabar kepada orang tuanya saat bertugas dalam penerbangan.

“(Mia) anaknya baik, lemah lembut, aktif di gerakan pemuda GPIB Maranatha Denpasar.

Selain itu yang pasti dekat dengan orang tua, setiap mau berangkat terbang dan tiba selalu memberi kabar orangtua,” tutur Johny melalui sambungan telepon, Minggu (10//1/2021).

Meskipun sejak aktif menjadi pramugari sekitar 4-5 tahun yang lalu, Mia mulai jarang dalam kegiatan gereja karena banyak tugas penerbangan di luar kota.

Namun demikian, setiap pulang ke Denpasar, Mia selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dengan teman-temannya.

Mia Zet Wadu juga merupakan bagian dari Ikatan Keluarga Besar Flobamora Kolorai Hawu, Sabu Raijua Bali.

Baca juga: Megawati Ingatkan Kembali Visi Misi Tunggal NKRI

Ketua Umum IKB Kolorai Haw, Felix Diaz menuturkan pribadi Mia sosok yang rajin beribadah, peduli pada semua orang, penurut, dan santun.

“Pribadinya sangat penurut, santun, selalu peduli pada semua orang, terutama pada kedua orang tuanya, dan setiap hari di mana dia berada selalu menghubungi orangtuanya, baik mau terbang maupun landing,” kata Felix

“Dia juga rajin beribadah di mana tempat dia landing. Oh iya meski lahir dan besar di Denpasar, Mia kalau ada waktu sering pulang kampung merupakan IKB Kolorai Hawu Bali,” sambungnya.

Pesan Terakhir Mia

Mia Trestyani Wadu, pramugari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Rute Jakarta – Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, diketahui merupakan warga Denpasar, Bali.

Dua minggu lalu, Mia sempat berpesan kepada orangtuanya untuk mempersiapkan dan membersihkan rumahnya karena ia berencana berlibur dan berkunjung ke rumah bersama teman-temannya.

Terlebih lagi, saat Hari Raya Natal kemarin, Mia tidak bisa pulang ke rumah.

Orangtua Mia pun melaksanakan pesan Mia tersebut.

“Dua minggu sebelumnya karena tidak bisa Natalan, Mia telepon orangtua.

Baca juga: Ini 3 Kisah Mengharukan Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

Minta tolong bersihkan rumah dan persiapkan rumah karena libur mau ke rumah.

Orangtua sudah melaksanakan merehab, membersihkan kamar mandi toilet dan kamar tidur," ungkap Johny Lay saat dihubungi Tribun Bali, Mingggu (10/1/2021).

Johny menyebut orangtua korban juga sempat kontak terakhir dengan Mia sesaat sebelum jadwal keberangkatan Mia.

Namun, kali ini orangtua Mia tak kunjung mendapat kabar bahwa anaknya telah tiba di tujuan, sebagaimana yang biasanya dilakukan.

“Sesaat sebelum berangkat masih menghubungi orangtua, bilang mau tugas, biasanya bilang mau berangkat.

Mia dengan orangtua, setiap akan penerbangan mau berangkat pasti menghubungi orangtua, begitu pula setelah tiba,” bebernya.

Menurut keterangan Johny Lay, Mia sudah menjadi pramugari sejak 4-5 tahun yang lalu atau sekitar tahun 2016.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tangis Keluarga dan Rekan Pecah Saat Ibadah Penguatan untuk Mia Pramugari Sriwijaya Air SJ 182

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan