Kelompok Bersenjata di Papua
Letda CZI Kuspriyadi Berusaha Tegar Ketika Jenazah Anaknya Pratu Roy Febrianto Dimakamkan
Ayah Praka Anumerta Roy, Letda CZI Kuspriyadi meminta para tetangga dan rekan-rekannya memaafkan sang anak bila ada kesalahan semasa hidupnya.
Editor:
Dewi Agustina
Suasana haru makin menjadi saat satu per satu rekan sejawat Letda CZI Kuspriyadi memeluknya erat sambil memberikan untaian doa dan kata-kata pelipur lara.
Semua ikut merasakan duka sang ayah yang kehilangan anak kebanggaannya.
Menurut Kapten CZI Budi Wardoyo, rekan Letda Kuspriyadi yang juga tetangganya, gugur di medan perang memang membawa duka.
Tapi, ia meyakini setiap prajurit TNI paham betul bahwa hal itu adalah resiko yang harus dihadapi saat mengemban tugas negara.
"Kejadian ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja," kata Kapten Budi, berusaha mencairkan suasana.
Baca juga: Ayahanda Mengenang Pratu Dedi Hamdani: Bensin Habis Saat Mengantarnya Ikut Tes Prajurit TNI di Bali
Perwira yang bertugas di Seskoad itu mengingatkan bila setiap manusia memiliki takdir masing-masing yang tak bisa dihindari.
"Setiap orang sudah ditentukan jodoh dan ajalnya," kata dia.
Diketahui, dua anggota TNI gugur setelah aksi teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang melakukan penyerangan terhadap prajurit TNI dari Yonif Raider 400/BR di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya Papua Jumat (22/1/2021).
Kedua tentara itu adalah Pratu Roy Febrianto dan Pratu Dedi Hamdani yang meninggal dunia saat dievakuasi ke Timika dengan menggunakan helikopter Caracal.
"Pratu Roy yang ditembak secara membabi buta sesaat dirinya usai melaksanakan ibadah salat Subuh di Pos Titigi Yonif Raider 400/BR di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya Papua Jumat," ujar Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa. (Tribun Network/meg/kps/wly)