Gejolak di Partai Demokrat
Roy Suryo Sindir Karangan Bunga di Rumah Moeldoko, Banyak yang Tak Dibayar
Ia memberikan pernyataan terhadap keadaan Kepala Staf Presiden Moeldoko yang dituduh menjadi biang permasalahan di partai berlambang
Penulis:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mantan fungsionaris Partai Demokrat, Roy Suryo menyatakan keprihatinannya terhadap masalah yang terjadi di partai tersebut.
Ia memberikan pernyataan terhadap keadaan Kepala Staf Presiden Moeldoko yang dituduh menjadi biang permasalahan di partai berlambang mercy tersebut.
Namun Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga tersebut memberikan jawaban dari sisi lain.
Ia menyebut tidak pernah ada niat untuk menyelesaikan pokok permasalahannya.

"Justru menggunakan cara-ara yang aneh untuk menciptakan kondisi yang sebaliknya, misal menggunakan buzzer untuk mempengaruhi opini publik," kata Roy dalam pesannya kepada Tribunnews.com, Minggu (13/2/2021).
Baca juga: Karyono: Dalam Kompetisi Elektoral Harus Punya 6 Modal Ini, Termasuk untuk AHY-Moeldoko
Baca juga: Ekspresi Anak-anak Tahu Ayahnya Tewas Dibakar Sang Ibu di Tangsel, Momen Haru di Rumah Sakit
Selain itu, jelasnya, ada kejadian yang membuat dia miris.
Saat ini rumah Moeldoko dibanjiri dengan karangan bunga oleh pihak-pihak yang mendukung dirinya, terkait dengan permasalahan di Partai Demokrat tersebut.
Namun karangan bunga tersebut banyak yang tidak dibayar oleh pemesan.
"Ini menjadi persoalan sosial yang lain," ujarnya.
Baca juga: Demokrat: Moeldoko Janjikan Para Kader Uang Senilai Rp 100 Juta untuk Muluskan Jalan Jadi Ketua Umum
Roy menyebutkan hal itu sebagai sebuah ironi.
"Saya benar-benar kasihan ke mereka para tukang bunga, di masa Pandemi malah jadi korban kelakuan orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Baca juga: Pria Ini Disinyalir Ayah Bayi Ajaib, Sempat Berhubungan dengan Siti Jainah Janda di Cianjur
Moeldoko Membantah
Sebelumnya Moeldoko disebut-sebut menjadi orang di balik isu kudeta tehadap Partai Demokrat.
Ia bahkan dituduh menghimpun mantan kader Partai Demokrat untuk menumbangkan Agus Hari Murti Yudhoyono sebagai ketua umum.
Namun Kepala Staf Presiden Moeldoko secara tegas membantah aktif mengundang kader Partai Demokrat dalam pertemuan yang disebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai gerakan kudeta.
Baca juga: Moeldoko Bantah Beri Uang soal Kudeta, Partai Demokrat Ungkap Kesaksian Kader Terima Dana Awal 25%
Moeldoko juga membantah menggunakan uang untuk mengundang para kader Partai Demokrat ke dalam pertemuan.
"Saya ngundang pake duit? Wong saya mau ikut sedikit menyejahterakan anggota yang di Kantor Staf Presiden saja enggak bisa."

"Ini ngidupin orang luar, yang enggak-enggak saja. Jangan berlebihan lah," kata Moeldoko dalam konferensi pers di kediamannya, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Menurut Moeldoko, dalam pertemuan dengan anggota dan mantan anggota Demokrat tersebut, ia hanya pasif.
Ia sebagai pihak yang diajak, bukan mengajak.
"Intinya aku datang diajak ketemu, wong saya biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya," tuturnya.
Mantan Panglima TNI tersebut mengakui pertemuan dilakukan beberapa kali.
Pertemuan bukan hanya dilakukan di rumahnya saja, melainkan juga di hotel.
"Jadi apa yang salah? Apa mau pertemuan di mana hak gue, ngapain ikut campur? Gitu," ucapnya.
Moeldoko enggan membeberkan isi pertemuan tersebut.
Menurutnya, pembicaraan masalah internal Partai Demokrat tidak etis apabila diungkapkan ke publik.
Moeldoko juga enggan menyebutkan siapa saja internal Partai Demokrat yang ikut dalam pertemuan tersebut.
"Saya enggak peduli itu siapa, wong saya itu hanya datang, ngobrol saja," akunya.
Baca juga: 8 Fakta AHY Jadi Sorotan: Pilgub DKI, Popularitas, Masalah Internal, hingga Intrik
Baca juga: Viral Bocah Azan Sambil Menangis di Liang Lahat Saat Pemakaman Ayahnya
Sebut nama Luhut
Moeldoko mengaku heran dengan ramainya pertemuan antara dirinya dengan sejumlah pengurus dan mantan pengurus partai Demokrat.
Menurutnya pertemuan tersebut merupakan hal biasa dan telah dilakukan beberapa kali.
Hal itu disampaikan Moeldoko di kediamannya di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).
"Begini ya bingung juga saya ya orang ngopi-ngopi kok bisa ramai begini. Apalagi ada yang grogi lagi. Saya itu ngopi-ngopi saja. Beberapa kali di sini (rumah) ya di luar biasa saya bicarakan," kata Moeldoko.
Moeldoko mengatakan tidak hanya dirinya yang didatangi pengurus dan mantan pengurus Demokrat tersebut. (Tribunnews.com)