Penanganan Covid
Vaksin Merah Putih Lebih Murah dari Vaksin Impor? Menristek Beri Penjelasan Begini Soal Itu
Bibit vaksin merah putih diserahkan ke Bio Farma pada akhir Maret. Sebelum diproduksi massal, tentu harus lewati uji klinis.
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan kemungkinan besar vaksin merah putih lebih murah daripada vaksin yang diimpor untuk penanganan Covid-19.
Hal ini disampaikan dalam acara virtual Peringatan Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia dengan tema “Inovasi Indonesia Untuk Indonesia Pulih, Bangkit dan Maju”, Jakarta, Selasa (2/3/2021).
"Kalau renge harga tentunya saat ini belum bisa diprediksi, tapi yang pasti tadi sudah mendapatkan anggaran baik di riset maupun di uji klinis, mudah-mudahan ini bisa 5 dolar atau lebih kurang dari 5 dolar," ujar Bambang.
Baca juga: Bakal Hadapi Munculnya Strain Baru Covid-19 di 2021, Epideminolog Ini Ungkap Langkah Antisipasi
Baca juga: Waspada Mutasi Baru Corona B117 yang Diyakini Lebih Menular, Apakah Vaksin Resmi Saat Ini Efektif?
Jika harga vaksin 5 dolar, bila dirupiahkan sekitar Rp 72.000.

Namun, hal ini belum bisa dipastikan, lantaran prakiraan harga sesuai keputusan PT Bio Farma (yang memproduksi vaksin).
Selain itu Bambang juga menjelaskan bahwa Vaksin Merah Putih tentu akan lebih murah lantaran prosesnya sudah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan uji klinisnya akan didanai oleh Pemerintah.
Baca juga: Puan Maharani Sebut Puskesmas Ujung Tombak Vaksinasi Covid-19
Bibit vaksin merah putih diserahkan ke Bio Farma pada akhir Maret, setelah melewati tahapan di lab yang hampir 100 persen.

Sebelum diproduksi di massal, tentu akan melewati tahapan uji klinik 1,2, dan 3 untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Setelah mendapat izin dari BPOM, vaksin merah putih akan diproduksi massal dan dilakukan vaksinasi.