Selasa, 2 September 2025

Penanganan Covid

Fakta Indonesia Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca: Tunggu Laporan WHO hingga Daftar Negara

Berikut ini fakta-fakta vaksin AstraZeneca yang ditangguhkan penggunaanya di puluhan negara termasuk Indonesia.

Penulis: Daryono
JOEL SAGET / AFP
Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini fakta-fakta vaksin AstraZeneca yang ditangguhkan penggunaanya di puluhan negara termasuk Indonesia.

Penangguhan penggunaan vaksin asal Inggris itu dikarena vaksin AstraZeneca disebut memicu penggumpalan darah.

Padahal, Indonesia baru saja mendatangkan sebanyak 1,1 juta vaksin AstraZeneca

Sebanyak 1,1 juta vaksin AstraZeneca itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Indonesia pada Senin (8/3/2021). 

Vaksin ini berasal dari pengadaan jalur multilateral yakni Gavi Covax Facility.

Baca juga: Vaksinasi Massal di Bali Dimulai, Jokowi Berharap Laju Penyebaran Covid-19 dapat Ditekan

Berikut fakta-fakta penangguhan vaksin AstraZeneca dihimpun Tribunnews.com, Selasa (16/3/2021): 

1. Kemenkes Putuskan Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akhirnya memutuskan untuk menunda distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Penundaan itu dilakukan sampai nantinya ada laporan resmi dari WHO.

"Untuk konservatismenya BPOM menunda dulu implementasi AstraZeneca sambil menunggu informasi dari WHO ya mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa keluar," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja bersama DPR RI, Senin (15/3/2021).

Budi melanjutkan, terkait vaksin AstraZeneca ini, WHO masih melakukan kajian lebih lanjut.

Namun dari laporan dari Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) dan otoritas Inggris disebutkan bahwa tidak ada laporan pembekuan darah pasca-divaksinasi AstraZeneca.

Untuk itu, Indonesia akan terus memantau perkembangan vaksin AstraZeneca.

"Mereka sampai sekarang belum mengkonfirmasi, apakah ini ada korelasi langsung dengan vaksin AstraZeneca. Sampai sekarang WHO masih meneliti," ungkap dia.

2. BPOM Sebut Penangguhan sebagai Bentuk Kehati-hatian

Kepala BPOM, Penny K Lukito saat jumpa pers, Senin (11/1/2021).
Kepala BPOM, Penny K Lukito saat jumpa pers, Senin (11/1/2021). (Tangkap layar KompasTV)

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),  Penny Kusumastuti Lukito, mengatakan penangguhan distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca sebagai bentuk kehati-hatian.

Penny mengatakan saat ini pemerintah tengah berkomunikasi dengan WHO dan SAGE.

Baca juga: Presiden Jokowi Bertolak ke Bali untuk Tinjau Vaksinasi Massal

Penny berharap komunikasi ini tidak lama sehingga status penggunaan vaksin AstraZeneca bisa segera diketahui.

Hal itu disampaikan Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (15/3/2021).

"Untuk kehati-hatian, kami masih dalam proses berkomunikasi dengan WHO dan SAGE. Kemudian, hasil komunikasi tersebut akan dibahas tim lintas sektor."

"Tentunya juga dengan Kemenkes, untuk diputuskan soal penggunaan AStraZenca dalam vaksinasi nasional. Harapannya tidak terlalu lama," kata Penny.

Perempuan berhijab ini memastikan bahwa nomor kode pembuatan AstraZeneca yang ditunda di negara-negara karena isu penggumpalan darah, berbeda dengan vaksin AstraZeneca jalur multilateral yang tiba pada Senin pekan lalu.

"Kami bisa melihat bahwa, nomor batch yang saat ini ditangguhkan penggunaanya di beberapa negara Uni Eropa, tidak termasuk pada nomor batch yang masuk  Indonesia," ucapnya.

3. Tentang Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca adalah vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca.

Vaksin ini digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, vaksin AstraZeneca telah masuk ke dalam emegency use listing (EUL) atau daftar penggunaan darurat WHO sejak 15 Februari 2021.

Terdaftarnya vaksin tersebut di EUL WHO memungkinkan penggunaan darurat dan distribusi global melalui COVAX.

EUL WHO melibatkan penilaian yang ketat terhadap data uji klinis fase II dan fase III akhir, serta data-data lainnya yang substansial untuk memastikan keamanan, kualitas, dan kemanjuran vaksin.

Apa efek samping dari vaksin AstraZeneca?

Dikutip dari www.gov.uk, berikut adalah efek samping dari Vaksin AstraZeneca:

Efek samping yang sangat umum (dialami >1 dari 10 orang)

- Nyeri, gatal atau memar di area yang disuntik

- Merasa lelah (lelah)

- Menggigil atau merasa demam

- Sakit kepala

- Merasa mual

- Nyeri sendi atau nyeri otot

Efek samping yang umum (dialami 1 dari 10 orang)

- Bengkak, kemerahan atau benjolan di area suntikan

- Demam

- Muntah atau diare

- Gejala mirip flu, seperti demam tinggi, radang tenggorokan, pilek, batuk dan menggigil

- Jarang (dapat mempengaruhi hingga 1 dari 100 orang)

- Merasa pusing

- Nafsu makan menurun

- Sakit perut

- Kelenjar getah bening membesar

- Keringat berlebih, kulit gatal atau ruam

4. Daftar Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca

Hingga saat ini, setidaknya terdapat 12 negara yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca

Dikutip dari Kompas.com, berikut daftarnya: 

1. Austria

Austria pada Senin (8/3/2021) menjadi negara pertama yang menangguhkan penyuntikan vaksin virus corona AstraZeneca.

Penyebabnya adalah perawat berusia 49 tahun yang meninggal akibat pembekuan darah yang parah, beberapa hari setelah disuntik vaksin corona tersebut.

Namun pada Rabu (10/3/2021) EMA menyampaikan, penyelidikan awal menunjukkan kasus kematian perawat tersebut tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca.

2. Denmark

Denmark pada Kamis (11/3/2021) mengikuti langkah Austria menangguhkan vaksin AstraZeneca, melalui pernyataan Otoritas Kesehatan negara itu.

Menteri Kesehatan Magnus Heunicke menjelaskan, penangguhan dilakukan sebagai tindakan pencegahan, tetapi belum dipastikan ada hubungan antara vaksin dengan pembekuan darah.

3. Islandia

Asisten direktur kesehatan di Islandia Kjartan Njalsson mengatakan, pihaknya juga ikut menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, meski tidak ada laporan kasus yang sama.

Menurut dia, Islandia masih menunggu saran dari European Medicines Agency (EMA).

4. Norwegia

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (FHI) Geir Bukholm mengatakan, penangguhan di negaranya merupakan bentuk kehati-hatian.

Namun, FHI tidak menyebutkan berapa lama penangguhan tersebut akan berlangsung.

Ia juga mencatat ada kasus pembekuan darah yang dilaporkan tak lama setelah menerima vaksinasi Covid-19 di Norwegia.

"Terutama pada orang tua yang memiliki penyakit mendasar lainnya," kata dia.

5. Spanyol

Komisi Kesehatan Masyarakat Spanyol pada Kamis (11/3/2021) mengumumkan penundaan vaksinasi AstraZeneca untuk orang berusia 55-65 tahun.

Penundaan diberlakukan sampai ada tinjauan lengkap dan kesimpulan dari efek samping oleh EMA.

"Saya akan mengirimkan pesan tenang dan hati-hati. Di Spanyol kami belum diberitahu tentang kasus apa pun yang terkait dengan pembekuan darah," kata Menkes Spanyol Carolina Darias kepada stasiun TV lokal La Sexta.

6. Thailand

Thailand ikut menunda penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Jumat (12/3/2021), menyusul kekhawatiran pembekuan darah pasien seperti yang terjadi di negara-negara Eropa.

"Negeri Gajah Putih" awalnya dijadwalkan mulai menyuntikkan vaksin virus corona AstraZeneca hari ini, dan Perdana Menteri Prayut Chan-O-cha yang mendapat suntikan pertama akan disiarkan langsung.

Namun pukul 08.30 waktu setempat tiba-tiba mantan jenderal itu tidak terlihat dan acara mendadak dibatalkan.

"Penyuntikan vaksin untuk warga Thailand harus aman, kami tidak harus buru-buru," kata Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin corona Thailand dalam konferensi pers yang dikutip AFP.

"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan. Kami akan menunda (juga)."

Baca juga: WHO Klaim Vaksin Oxford-AstraZeneca Aman Digunakan, Ada Efek Samping Itu Wajar

7. Italia

Daftar negara Eropa yang menangguhkan vaksin AstraZeneca bertambah setelah Italia mengumumkan kebijakan sama pada Kamis (11/3/2021).

"Menyusul laporan beberapa kejadian merugikan yang serius, AIFA (Badan Obat-obatan Italia) memutuskan, sebagai tindakan pencegahan, untuk mengeluarkan larangan penggunaan batch ini secara nasional," kata AIFA dikutip dari AFP.

Dikatakan pula bahwa AIFA berhak mengambil tindakan lebih lanjut jika perlu, dan berkoordinasi dengan Badan Obat-obatan Eropa (EMA).

Batch vaksin AstraZeneca yang ditunda regulator Italia adalah ABV2856, berbeda dengan ABV5300 yang ditangguhkan Austria.

AIFA sebelumnya mengatakan, batch ABV5300 tidak didistribusikan di Italia, tetapi belum diketahui apakah itu satu-satunya batch yang beredar di sana.

8. Bulgaria

"Saya telah menangguhkan sementara pemberian vaksin AstraZeneca di Bulgaria sampai ada pernyataan tertulis dari European Medicines Agency bahwa itu aman," kata Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov, Jumat (15/3/2021).

"Sampai semua keraguan hilang dan tidak ada jaminan dari para ahli itu (AstraZeneca) tidak menimbulkan risiko bagi manusia, imunisasi dengan vaksin ini di negara kita akan dihentikan."

9-12. Estonia, Latvia, Lituania, Luksemburg

Keempat negara ini menangguhkan penyuntikan batch vaksin AstraZeneca yang sama dengan Austria, yaitu ABV5300.

(Tribunnews.com/Daryono/Rina Ayu) (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)

Baca berita terkait Penanganan Covid-19 di sini.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan