Minggu, 24 Agustus 2025

Kata Mantan Napi Terorisme: Sekarang Belajar Bikin Aksi Teror Cukup dari Media Sosial

Di masa lalu, kata dia, para teroris harus berkoordinasi dengan kelompoknya sebelum melakukan aksi teror.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUN JOGJA/MIFTAHUL HUDA
Rumah yang digeledah oleh Densus 88 di Jalan Suryadiningratan, Kampung Kumendaman, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Minggu (4/4/2021). 

"Kita bisa lihat bagaimana Zakiah Aini maupun si Lukman pada bom Makassar."

"Itu juga terlihat daripada salafi jihadinya itu misalnya jangan ikut pemilu, bahwa pemilu melahirkan hukum-hukum buatan manusia."

"Kemudian melahirkan kemusyrikan, jauhi riba, dan lain sebagainya, ini kan narasi-narasi yang sebetulnya dikembangkan oleh kelompok fenomena hijrah," kata Sofyan.

Sofyan menjelaskan kelompok tersebut meyakini untuk memahami Al Quran dan Hadits bisa dilakukan tanpa harus memiliki perangkat keilmuan yang cukup.

Pola beragama tersebut, kata Sofyan, tampak dari sebagaian masyarakat urban yang enggan mengaji dan mengkaji Al Quran dan Hadits secara urut dan runut.

Sofyan jug mengatakan kebanyakan para teroris tidak memiliki mazhab atau referensi keilmuan.

Bahkan sebagaian, kata Sofyan, bersikap anti mazhab.

"Nah mereka, masyarakat urban ini kan tidak pernah belajar mengaji runut dan urut."

"Sehingga mereka lagi-lagi salah paham. Ini dimulai dari sini sebetulnya," kata Sofyan.

Berita terkait

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan