Hari Raya Waisak
Hari Raya Waisak 26 Mei 2021, Simak Sejarah Singkat Perayaan Waisak Berikut Ini!
Hari raya waisak kali ini jatuh pada 26 Mei 2021, siak sejarah singkat dari perayaan Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Penulis:
Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor:
Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Waisak tahun ini jatuh pada 26 Mei 2021, besok.
Hari Raya Waisak adalah hari suci bagi seluruh umat Buddha.
Dikutip dari bbc.co.uk, Waisak menjadi hari lahir Buddha.
Bagi sebagian umat Buddha, hari Waisak menjadi hari yang penting, yaitu ketika mereka menemukan makna hidup.
Hari Raya Waisak biasanya juga menjadi waktu untuk merefleksikan ajaran-ajaran Buddha.
Baca juga: KUMPULAN Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2021, Cocok Dikirim di Media Sosial
Hari Raya Waisak dirayakan di bulan Mei pada bulan purnama sidhi.
Dikutip dari pop.grid.id, Hari Raya Waisak ini dilaksanakan untuk memperingati tiga peristiwa penting, yaitu:
- Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
- Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 SM.
- Buddha Gautama Parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM.
Maka dari itu Hari raya Waisak disebut juga sebagai Trisuci Waisak.
Baca juga: Kemenag Terbitkan Panduan Perayaan Hari Raya Waisak 2021 saat Pandemi Covid-19, Ini Isinya
Pada awalnya umat Buddha tidak percaya pada Tuhan yang menciptakan dunia dan seisinya.
Mereka percaya pada adanya ajaran seorang pria bernama Siddhartha Gautama yang juga dikenal sebagai Buddha.
Dikutip dari bbc.co.uk, Siddhartha Gautama diyakini sebagai pangeran yang lahir dari keluarga kaya di tempat yang sekarang disebut Nepal pada abad ke-5 SM.
Siddhartha Gautama menyadari bahwa kekayaan dan kemewahan tidak menjamin kebahagiaan.
Maka ia melakukan perjalanan sebagai orang suci tunawisma untuk belajar lebih banyak tentang dunia dan melihat penderitaan di dunia.
Baca juga: KUMPULAN Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2021, Cocok Dikirim di Media Sosial
Setelah enam tahun belajar dan bermeditasi dalam perjalanannya, dia menjadi sadar secara spiritual dan mencapai tujuannya untuk menemukan makna dalam hidup dan ini disebut sebagai sebuah pencerahan.
Pada saat ini, dia menjadi Buddha dan selama sisa hidupnya dia mengajari para pengikutnya tentang pengalamannya.
Buddha dimaknai sebagai gelar, bukan nama, yang berarti yang tercerahkan atau yang telah bangkit.
Dari kisah tersebut, maka Waisak dirayakan setahun sekali.
Tanggal Waisak berubah setiap tahun karena terjadi pada saat bulan purnama pertama dari bulan lunar kuno Waisak, yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau awal Juni.
Baca juga: Kemenag Terbitkan Panduan Perayaan Hari Raya Waisak 2021 saat Pandemi Covid-19, Ini Isinya
Di Indonesia perayaan Waisak berpusat di Candi Buddha terbesar di dunia, yaitu Candi Borobudur.
Perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur biasanya dibagi menjadi tiga tahapan.
Pertama dimulai dengan prosesi pengambilan air berkat di mata air Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor yang dilakukan menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobogan.
Kemudian dilanjutkan dengan ritual Pindapatta, yaitu ritual yang diberikan secara khusus kepada umat untuk berbuat kebajikan.
Dan yang terakhir Samadhi, dilakukan pada detik-detik menjelang puncak bulan purnama.
Pada puncak perayaannya, umat Buddha akan berkumpul menyalakan lilin dan memasukkannya ke dalam lampion atau lentera.
Lentera ini nantinya akan dilepas secara bersama-sama sehingga akan terlihat sangat indah di tengah gelapnya langit malam.
Tujuan pelepasan lentera atau lampion dilakukan agar doa umat Buddha dapat segera terkabul.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)(GridPop.ID/Septiana Hapsari)
Berita lain terkait Sejarah Hari Raya Waisak