VIRAL, Momen Anies Baswedan Terperosok ke dalam Selokan Saat Asyik Menyapa Warga
Lantaran tak memperhatikan jalan, Anies Baswedan tiba-tiba oleng dan tubuhnya seketika jatuh ke dalam got.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Direktur Eksekutif Index Indonesia Agung Prihatna menjelaskan, terdapat 5 nama yang paling populer di mata responden yang dianggap berpotensi sebagai calon presiden Indonesia tahun 2024.
Yaitu Prabowo Subianto (popularitas 98.3 persen), Anies Baswedan (95.4 persen), Puan Maharani (88.9 persen), Ganjar Pranowo (70.4 persen), dan Airlangga Hartarto (51.4 persen).
"Ketika dipancing dengan pertanyaan tertutup, responden rata-rata mengenal nama-nama tersebut," kata Agung dalam rilis survei secara virtual, Jumat (10/9/2021).
"Namun yang memiliki nilai popularitas ideal hanya tiga, yaitu Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Puan Maharani, yang dikenal oleh lebih dari 85 persen masyarakat Pamasuka," tambahnya.
Baca juga: Dukung Prabowo Capres 2024, Gerindra Solo Ungkap Kriteria Cawapres yang Pantas Mendampingi
Namun, kata Agung, popularitas belum tentu seiring dengan akseptabilitas. Soal seberapa diterima mereka oleh publik sebagai Capres, petanya jadi berbeda.
Tentang ini Anies Baswedan memimpin di angka 86.5 persen, disusul Ganjar Pranowo 86 persen, Prabowo Subianto 85,5 persen, Airlangga Hartarto 68,6 persen dan Puan Maharani di urutan buncit 49,9 persen.
"Meskipun popularitas Ganjar belum ideal namun nilai akseptabilitasnya cukup baik, setara dengan Prabowo dan Anies. Sebaliknya Puan Maharani, popularitas ideal namun akseptabilitasnya rendah," jelasnya.
Apabila dikontestasikan, tiga tokoh yang paling akseptabel tersebut, yaitu Prabowo, Anies, dan Ganjar, memiliki peluang yang sama-sama prospektifnya.
Namun petanya masih dapat berubah-ubah sesuai dinamika yang ada.
Setiap nama masih memiliki peluang mengejar satu sama lain karena masih berada dalam angka yang berselisih di tipis.

"Dengan angka saling mengejar, faktor cawapres nantinya akan signifikan untuk meningkatkan elektabilitas," katanya.
Survei Index Indonesia dilakukan selama bulan Agustus dengan 1.000 responden berusia di atas 17 tahun yang dipilih secara random.
Teknik ini diklaim mengandung margin of error 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Wilayah Pamasuka dengan populasi 30 juta pemilih dianggap daerah potensial yang dapat mengubah percaturan politik Pilpres Indonesia.