Rabu, 27 Agustus 2025

Hari Pangan Sedunia, FAO Giatkan Aksi Desak Sistem Pertanian-Pangan yang Lebih Baik di Indonesia

Saat ini, lebih dari tiga miliar orang (hampir 40 persen populasi dunia) tidak mempunyai akses terhadap makanan sehat.

Istimewa
Hari ini adalah Hari Pangan Sedunia (#WorldFoodDay). Untuk kedua kalinya Hari Pangan Sedunia diperingati saat pandemi Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini adalah Hari Pangan Sedunia (#WorldFoodDay). Untuk kedua kalinya Hari Pangan Sedunia diperingati saat pandemi Covid-19.

Pandemi telah memicu resesi ekonomi yang hebat, menghambat akses pangan, dan mempengaruhi seluruh sistem pertanian - pangan.

Namun bahkan sebelum pandemi, kelaparan terus berlangsung; gizi buruk dan jumlah orang kelaparan meningkat di seluruh dunia.

Situasi ini mendorong Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Hari Pangan Sedunia tahun ini mengangkat tema: Tindakan kita, masa depan kita, untuk produksi, gizi, lingkungan dan kehidupan yang lebih baik (four betters).

Tema ini menyoroti pentingnya sistem pertanian-pangan berkelanjutan untuk membangun dunia yang lebih tangguh dalam menghadapi masa depan.

Dunia mengalami kemunduran besar dalam perang melawan kelaparan.

Saat ini, lebih dari tiga miliar orang (hampir 40 persen populasi dunia) tidak mempunyai akses terhadap makanan sehat.

Sebanyak 811 juta orang kekurangan gizi di dunia dan sebaliknya, 2 miliar orang dewasa kelebihan berat badan atau obesitas karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.

Di Indonesia, jumlah orang dewasa yang obesitas meningkat dua kali lipat selama dua dekade terakhir.

Seiring dengan itu, obesitas pada anak juga meningkat. Di sisi lain, 27,67 persen anak di Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami stunting, atau terlalu pendek untuk usia mereka.

Angka stunting ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka rata-rata di kawasan Asia.

Statistik yang kontras ini menunjukkan sistem pertanian pangan saat ini tidak setara dan tidak adil.

Sistem yang mencakup perjalanan makanan dari lahan pertanian ke meja makan--termasuk saat ditanam, dipanen, diproses, dikemas, diangkut, didistribusikan, diperdagangkan, dibeli, disiapkan, dimakan, dan dibuang--mendesak untuk berubah menjadi sistem yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: Pengurus BPP PISPI Resmi Dilantik, Dirangkaikan dengan Webinar Kedaulatan Pangan

"Hidup kita bergantung pada sistem pertanian pangan. Setiap kali kita makan, kita berpartisipasi dalam sistem. Makanan yang kita pilih dan cara kita memproduksi, menyiapkan, memasak, dan menyimpannya menjadikan kita bagian yang tak terlepas dari sistem pertanian pangan," kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia.

Sistem pertanian pangan berkelanjutan adalah sebuah sistem di mana berbagai makanan yang bergizi, seimbang, dan aman tersedia dengan harga yang terjangkau untuk semua orang.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan