Jumat, 12 September 2025

Kejar Target Penurunan Stunting BKKBN Lakukan Program Pendampingan Keluarga

Bekerjasama dengan Kementerian Agama, BKKBN akan membuat program pra nikah berisikan pemeriksaan hemoglobin untuk mendeteksi Anemia pada perempuan

Editor: Content Writer
Istimewa
Hasto Wardoyo (kanan) pada Live Talkshow Tribunnews 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengejar target penurunan angka stunting 14 persen di 2024 mendatang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membuat beberapa program.

Ketua BKKBN, dr Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengatakan program pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan pendataan ringan bagi calon pasangan yang menikah, khususnya perempuan.

Bekerjasama dengan Kementerian Agama, BKKBN akan membuat program pra nikah berisikan pemeriksaan hemoglobin. Untuk mengetahui perempuan tersebut anemia atau tidak.

Hasto menyebutkan jika data mengungkapkan ibu hamil mengalami anemia hingga di atas 40 persen. Anemia, bisa menjadi penyebab anak menjadi stunting. Oleh karena itu, pencegahan sedari dini harus dilakukan. Selain itu, akan ada pemeriksaan tinggi dan berat badan untuk menentukan body mess indeksnya.

"Itu menentukan juga kekurangan kalori protein atau tidak. Ini penting karena pasangan baru yang siap nikah, tapi tidak siap untuk hamil," ungkapnya saat Live Talkshow Tribunnews, Jumat (29/10/2021).

Sebagai informasi, Hasto menyebutkan jika setiap tahun di Indonesia ada sekitar 2 juta orang nikah. Dari pernikahan tersebut pada tahun pertama, ada kehamilan sebesar 1,6 juta.

Sayangnya, dari 1,6 juta kehamilan, kurang lebih 400.000 anak yang dilahirkan mengalami stunting. Selain itu pada yang bukan pasangan baru, atau sudah memiliki anak, kemudian hamil, maka akan dilakukan pendampingan.

Harapannya, ibu dan anak tidak akan mengalami kekurangan gizi dan dapat
melahirkan dengan standar normal. Di samping itu kata Hasto, dalam waktu dekat akan ada perbaikan terhadap sarana air bersih dan sanitasi. Karena faktor yang memengaruhi stunting tidak hanya asupan gizi, tapi juga lingkungan yang tidak sehat.

"Januari program ini harus sudah dilaksanakan. Karena waktu mengejar target 14 persen di tahun 2024 sudah tinggal dua setengah tahun. Prosesnya, akan dilaksanakan tiga bulan sebelum pernikahan," katanya.

BKKBN juga menargetkan ada 200.000 calon tenaga pendamping keluarga. Nantinya 200.000 calon pendamping keluarga ini akan disebar ke seluruh Indonesia. Selain itu calon pendamping keluarga tersebut akan dibentuk dalam satu tim yang terdiri dari tiga orang.

"Yaitu ada bidan, kader dan tenaga PKK. Nah itu kita minta mereka mendampingi itu tadi. Keluarga yang mau nikah keluarga hamil, kemudian keluarga punya anak bawah dua tahun (baduta) khususnya," ujarnya.

Angka kehamilan kini kata Hasto mencapai hampir 4,8 juta per tahun. Orang yang melangsungkan pernikahan adalah 2 hingga 7 juta.

"Sedangkan orangtua yang memiliki baduta itu sekitar 17 juta. Jadi paling tidak orang sebanyak 200.000 dapat mendampingi 17 juta tadi. Belum lagi balitanya," kata Hasto lagi.

Ia pun berharap semua keluarga selalu mengingatkan perempuan yang tengah hamil harus tetap sehat. Dan ibu yang baru melahirkan harus menyusui anaknya.
Calon pendamping keluarga ini nantinya akan dilatih bisa melaporkan perkembangan anak dari hari ke hari.

Program ini kata Hasto akan diselenggarakan dalam waktu dekat. Ia pun mengungkapkan pada evaluasi terakhir, angka stunting turun sedikit di masa pandemi ini. Sebelum pandemi angka stunting berada pada 27,67 persen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan