PDIP Bakal Pasang Foto Jenderal Hoegeng di Sekolah Partai
asto Kristiyanto mengatakan pihaknya akan memasang foto dari mendiang mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso di sekolah partai milik PDIP
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Adi Suhendi
Megawati mengatakan Jenderal Hoegeng merupakan Kapolri terbaik yang menjabat di era kemerdekaan Republik Indonesia.
"Menurut saya, he's the best (Jenderal Hoegeng) dari zaman Kapolri setelah merdeka. Karena beliau menunjukkan yang tadi saya bilang, that's the real Polri," katanya.
Hal terebut dinobatkan Megawati kepada Hoegeng bukan tanpa alasan.
Baca juga: Eks Kabareskrim: Hoegeng Adalah Sosok Teladan Agar Polri Dicintai Masyarakat
Menurut dia, selama menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Hoegeng merupakan pejabat pemerintah yang merakyat.
Putri dari Presiden RI pertama Soekarno itu pun menyampaikan kenangannya kala Hoegeng masih menjabat sebagai Kapolri.
Saat itu, Megawati masih duduk di bangku kuliah dengan mengambil konsentrasi psikologi di Universitas Indonesia (UI).
Ketua Umum PDIP itu mengatakan, kerap kali bertemu dengan Heogeng saat hendak berangkat kuliah.
Dalam pertemuan tersebut, Megawati turut menceritakan percakapan mereka berdua.
Baca juga: Mochtar Pabottingi Sandingkan Sosok Munir dengan Mohammad Hatta Hingga Hoegeng
"Om mau ke mana, saya manggilnya om. Om masa Kapolri naik sepeda?" tanya Megawati.
"Ya biar saja ini kan sekalian berolaharaga," kata Megawati menirukan jawaban Jenderal Hoegeng.
Hoegeng Iman Santoso merupakan sosok Jenderal Polisi yang lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921 silam.
Kapolri kelima itu dikenal sebagai sosok polisi yang jujur dan berintegritas tinggi.
Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso adalah seorang Purnawirawan di Era Orde Baru masa pemerintahan Soeharto.
Semasa menjabat ia dikenal sebagai sosok teladan yang berpendirian teguh, menjunjung tinggi kejujuran, dan kedisiplinan.
Bahkan atas sikapnya itu, Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menyebut kalau hanya ada tiga polisi yang jujur yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng.
Sebagai informasi, Jenderal Hoegeng wafat pada usia 84 tahun tepatnya 14 Juli 2004 karena sakit stroke dan jantung yang dideritanya.
Sebelum meninggal dunia, Hoegeng memiliki wasiat kalau dirinya tidak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Hoegeng diketahui dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor.