Jumat, 5 September 2025

Cara Budidaya Cabe Merah, Ketahui Manfaat Cabe yang Jarang Diketahui Orang, Dapat Mencegah Kanker

Berikut cara budidaya cabe merah serta manfaat cabe merah yang dapat mencegah kanker.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Miftah
Tribunnews/Irwan Rismawan
Berikut cara budidaya cabe merah serta manfaat cabe merah yang dapat mencegah kanker. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut cara budidaya cabe merah serta manfaat cabe merah yang dapat mencegah kanker.

Cabai merah atau yang lebih sering disebut cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif.

Harga cabai yang naik turun membuat budidaya cabai merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Selain karena fluktuasi harga, budidaya cabai cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan hama.

Hal ini menyebabkan biaya untuk budidaya cabai bisa dikatakan cukup tinggi guna meminimalkan semua resiko tersebut.

Baca juga: Waspada Penyakit Leptospirosis: Berawal dari Penularan Air Kencing Tikus, Ketahui Cara Mencegahnya

Cabai jenis Capsicum annum L

Tanaman cabai jenis Capsicum annum L berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis yang kemudian menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya.

Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabai dengan kondisi matahari bersinar penuh.

Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl.

Sementara itu, cabai masih bisa tumbuh di dataran tinggi, tetapi dengan produksi yang tidak maksimal.

Suhu pertumbuhan cabai merah

Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabai merah antara 24-28 derajat Celcius.

Pada suhu yang terlalu dingin di bawah 15 derajat atau panas di atas 32 derajat, pertumbuhan akan terganggu.

Perlu diketahui, cabai bisa tumbuh pada musim kemarau dengan pengairan cukup.

Curah hujan yang dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80 persen.

Cara budidaya cabai merah

Berikut cara budidaya cabai merah, dikutip dari distan.lomboktimurkab.go.id:

Pemilihan benih cabai merah

Masyarakat mengenal dua jenis cabai merah, yakni cabai merah besar dan cabai merah keriting.

Perbedaan kedua jenis cabai ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya.

Dari dua jenis tersebut, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga hibrida.

Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri.

Untuk memilih jenis mana yang akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabai masing-masing.

Terdapat dua cara mendapatkan benih untuk budidaya, yaitu membeli di toko benih atau membenihkan sendiri.

Benih cabai hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan modern.

Sementara itu, benih cabai lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil panen terdahulu.

Penyemaian dan pembibitan

Metode penyemaian untuk budidaya cabai sebaiknya menggunakan polybag (baik dari plastik atau daun-daunan).

Hal ini dikarenakan benih cabai terlebih jenis hibrida harganya sangat mahal.

Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan:

1. Siapkan campuran tanah, arang sekam, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1.

Apabila tidak ada arang sekam, gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1.

Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus.

Disarankan untuk membuat tempat penyemaian yang terlindung guna menghindari terik matahari dan air hujan.

Apabila ada biaya, sebaiknya menggunakan jaring pelindung hama atau serangga guna melindungi tempat penyemaian.

2. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam tempat yang terlindung tersebut.

Rendam biji cabai dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam.

Jangan gunakan biji yang mengapung.

3. Masukkan setiap biji cabai kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan kompos halus.

Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.

4. Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari.

Cara menyiramnya adalah tutup permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah.

Buka kertas koran tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.

Selanjutnya, siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya.

Bibit cabai merah siap untuk dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun.

Lebihkan 10 persen dari kebutuhan bibit.

Misalnya, untuk lahan satu hektar dibutuhkan sekitar 14.000 bibit cabai merah, maka lebihkan 10 persen untuk tindakan penyulaman tanaman.

Pengolahan tanah

Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabai merah adalah tanah yang gembur dan memiliki porositas yang baik.

Langkah-langkah yang harus dilakukan:

1. Sebelum cabai merah ditanam, cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40 cm.

Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman.

Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu, dapat gunakan herbisida.

2. Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm.

Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan panjang bedengan maksimal 15 meter.

3. Buat saluran drainase yang baik karena tanaman cabai merah tidak tahan terhadap genangan air.

Budidaya cabai merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7.

Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat pucat dan mudah terserang virus.

Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang.

Untuk menetralisirnya, dapat gunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha.

Pemberian kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.

4. Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap bedengan secara merata.

Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabai merah adalah 20 ton per hektar.

Selain pupuk organik, tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.

Untuk budidaya cabai intensif, bedengan sebaiknya ditutup dengan mulsa plastik perak hitam.

Penggunaan mulsa plastik mempunyai konsekuensi biaya, tetapi mendatangkan sejumlah manfaat.

Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan erosi, mengendalikan gulma, dan menjaga kebersihan kebun.

5. Buat lubang tanam sebanyak dua baris dalam setiap bedengan dengan jarak 60-70 cm.

Sebaiknya lubang tanam dibuat zig zag, tidak sejajar guna mengatur sirkulasi angin dan penetrasi sinar matahari.

Diameter dan kedalaman lubang tanam kurang lebih 10 cm atau disesuaikan dengan ukuran polybag semai.

Panen Cabai
Panen Cabai (Ist)

Penanaman bibit cabai merah

Pemindahan bibit cabai merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit sekitar 3 minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress.

Usahakan penanaman dilakukan serentak dalam satu hari.

Cara menanamnya adalah dengan membuka atau menyobek polybag semai.

Kemudian, masukkan bibit cabai merah beserta media tanamnya ke dalam lubang tanam.

Jaga agar media semai jangan sampai terpecah.

Kemudian, siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan kelembaban.

Pemeliharaan dan perawatan

1. Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau dengan penggenangan.

Hati-hati ketika melakukan penyiraman saat tanaman belum terlalu kuat.

Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.

Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman tanaman.

Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal, segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.

2. Budidaya cabai memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman berdiri tegak.

Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal batang.

Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan.

Apabila tanaman terlalu besar, dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai perakaran.

Kemudian, apabila akar terluka, tanaman akan mudah terserang penyakit.

Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman tumbuh tinggi atau berumur di atas satu bulan.

3. Selanjutnya, perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk budidaya cabai di dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi.

Potong tunas yang tumbuh pada ketiak daun dengan tangan yang bersih.

Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk cabang utama, ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.

4. Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali hingga panen terakhir.

Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap lubang tanam.

Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan pupuk organik cair.

Siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman.

Dapat juga ditambahkan NPK pada campuran tersebut.

5. Sementara itu, penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja.

Pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya cabai cukup vital.

Banyak kasus budidaya yang gagal karena serangan hama dan penyakit.

Pemanenan budidaya cabai

Budidaya cabai merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam.

Proses pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya dan kondisi lahan.

Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan buah dan pasar.

Buah cabai sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk memperpanjang umur simpan.

Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga merah.

Lakukan pemetikan pada pagi hari.

Produktivitas budidaya cabai merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari varietas dan teknik budidayanya.

Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa mencapai hingga 20 ton per hektar.

Manfaat cabai yang jarang diketahui orang

Berikut manfaat cabai yang jarang diketahui orang, dikutip dari bobo.grid.id:

1. Menjaga ketajaman penglihatan

Cabai rawit ternyata mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi.

Kandungan vitamin A pada cabai rawit lebih tinggi dibandingkan cabai hijau maupun cabai merah.

Vitamin A ini tentu banyak khasiatnya untuk kesehatan, salah satunya adalah menjaga ketajaman penglihatan.

Selain itu, vitamin A juga dapat membantu mencegah infeksi akibat virus.

2. Menjaga kesehatan mulut

Cabai mengandung vitamin C yang baik untuk kesehatan tubuh.

Namun, vitamin C pada cabai hanya sebagai penyumbang apabila dari makanan lain belum cukup dan efeknya hanya berlangsung sebentar.

Meski begitu, vitamin C pada cabai dapat membantu menjaga kesehatan mulut dan gusi.

3. Mencegah gangguan usus

Rasa hangat setelah mengonsumsi cabai dapat melancarkan sirkulasi darah.

Selain itu, cabai juga dapat mencegah gangguan usus.

4. Menurunkan kadar gula darah

Senyawa alami pada cabai yang berkhasiat untuk menurunkan kadar gula darah adalah dihydrocapsaiscin (DHC).

Senyawa ini memiliki kemampuan untuk memacu metabolisme karbohidrat sehingga jumlah gula yang terserap tubuh menjadi tidak berlebihan.

5. Mencegah kanker

Banyak ahli di berbagai negara menemukan bahwa cabai juga dapat mencegah dan menyembuhkan kanker.

Belum ada bukti ilmiah mengenai hal ini, tetapi manfaatnya sangat mungkin ada karena cabai terbukti kaya akan antioksidan.

Antioksidan utama yang terdapat pada buah dari keluarga terung-terungan ini adalah solanin.

Pada terung, khasiat solanin sebagai antikanker sudah terbukti.

Selain solanin, cabai juga mengandung antosianin yang telah dikenal sebagai antioksidan yang ampuh dalam melawan kanker.

(Tribunnews.com/Katarina Retri) (Bobo.grid.id/Iveta Rahmalia/Irawan Sapto Adhi)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan