Muktamar NU
Polarisasi Partai Politik di Muktamar NU Tak Terbendung, PKB Masih Wait and See
Para kyai sepuh, khususnya calon-calon terkuat yang akan maju, mereka bukanlah politisi ulung.
Editor:
Husein Sanusi
Untuk itulah, penentuan tanggal pelaksanaan Muktamar bukan lagi persoalan utama. Kapan saja Muktamar dilakukan, baik dimajukan atau diundur, tetap saja hal paling penting adalah kehadiran figur alternatif yang mampu mengakomodir berbagai kepentingan politik pendukung masing-masing. Sebab, nyaris sangat sulit hari-hari belakangan ini untuk mencari alasan bahwa para Kyai sepuh kita tidak punya ambisi merebut kekuasaan. Mereka dituntut oleh atmosfer yang ada untuk meraih kemenangan apapun caranya. Bahkan sekalipun harus mengorbankan prosedur formal keorganisasian. Intinya, "wait and see" tidak akan menyelesaikan polarisasi. Perlu langkah cepat menemukan figur alternatif. Wallahu a'lam bis shawab.
*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.