Bursa Capres
Dituding Bikin Konten Youtube agar Tidak Kehilangan Panggung Jelang 2024, Apa Kata Anies Baswedan?
Lewat program baru itu, Anies unjuk kinerjanya selama 4 tahun memimpin Ibu Kota.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Baca juga: Hasil Survei: PDIP 24,9%, Demokrat 18,8%, Golkar 13% dan Gerindra 10,5%
“Selanjutnya ada nama Ridwan Kamil di 4,67 persen, Puan Maharani 4,58 persen, Andika Perkasa 3,92 persen, La Nyala Matalitti 3,83 persen, Muhaimin Iskandar 3,25 persen, Khofiffah Indar Parawansa 2,83 persen, Erick Thorir 2,83 persen, Salim Segaf Al Jufri 2,25 persen serta Zulkifli Hasan 1,67 persen sedangkan yang menjawab Tidak Tahu atau Tidak Menjawab 7,67 persen,” ujar Direktur Ekskutif CISA, Herry Mendrofa dalam keterangan tertulis, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Ketika Kumandang Azan Menggema Pertama Kali di Jakarta International Stadium, Anies: Sangat Syahdu
Penilaian ini mengacu pada aspek yang meliputi Integritas, Kepemimpinan, Kinerja, Inovasi, Transparansi, Akuntabilitas, Popularitas serta Kepercayaan Publik.
Diketahui, hasil survei CISA sejak tanggal 1-7 Desember 2021 dengan menyasar 1.200 responden di 34 Provinsi dilakukan simulasi kepada 15 kandidat capres.
Secara proporsional, penarikan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling dengan Margin of Errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan pada 95 persen.
Anies membantah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara soal channel YouTube pribadinya.
Anies Baswedan membantah cerita #DariPendopo yang tayang dalam siaran Youtube sebagai alat untuk cari panggung maju di Pilpres 2024 mendatang.
Lewat Insta story dilaman Instagram pribadinya, Anies membagikan kisah dan ceritanya soal #DariPendopo.
Diketahui, cerita ini telah dibagikan di chanel Youtube 'Anies Baswedan' dan telah diunggah sejak satu hari lalu.
Selain itu, cerita dengan judul 'Buat Jauh Jadi Dekat' yang membahas soal Kepulauan Seribu ini telah ditonton 18 ribu kali.
Kendati begitu, Anies mengklaim chanel tersebut khusus membahas kebijakan yang sudah dikerjakannya.
Di mana, cerita dibaliknya jarang diketahui atau terpublish sehingga dibagikan dalam chanel tersebut, dan bukan wadah untuk 'cari panggung' dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Ini kaitannya dengan kebijakan kita di Jakarta," jelasnya kepada awak media, Senin (13/12/2021).