Kamis, 21 Agustus 2025

Bursa Capres

Dituding Bikin Konten Youtube agar Tidak Kehilangan Panggung Jelang 2024, Apa Kata Anies Baswedan?

Lewat program baru itu, Anies unjuk kinerjanya selama 4 tahun memimpin Ibu Kota.

Tangkap layar kanal YouTube Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mulai merambah dunia YouTube.

Sebelumnya orang nomor 1 di Jakarta ini juga telah aktif di media sosial Instagram dan Twitter

Dia membuat channel pribadi yang diberi nama Dari Pendopo.

Lewat program baru itu, Anies unjuk kinerjanya selama 4 tahun memimpin Ibu Kota.

Dalam video pertama program "Dari Pendopo" yang diunggah pada 11 Desember 2021, Anies menjelaskan alasannya membuat program tersebut.

"Jadi begini, selama ini saya menjalani begitu banyak hal yang jadi pengalaman, ada perspektif, ada pengalaman ada pembelajaran yang itu semua saya rasakan saya jadikan bahan refleksi dan menjadi bahan untuk saya bertindak, berpikir," kata Anies seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Pengamat Nilai Sandiaga Capres Paket Komplet di Pilpres 2024, Ini Alasannya

Anies, melalui program "Dari Pendopo" tersebut, akan menawarkan beragam perspektif dari sejumlah topik dan permasalahan.

Anies berharap para penonton bisa menambah wawasan mereka dengan menyimak tayangan "Dari Pendopo".

Meskipun di awal-awal disebutkan kalau channel YouTube itu untuk membahas seputaran Ibu Kota, banyak pihak yang kemudian berspekulasi hal tersebut merupakan bagian strategi Anies menyongsong pilpres 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, konten yang dibuat Anies ini sebagai persiapan menghadapi Pemilu 2024.

Ia menilai, Anies tidak ingin kehilangan pendukungnya, ketika di tahun depan, dirinya sudah habis masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Anies mulai khawatir kehilangan panggung politik karena tinggal hitungan bulan sudah tak lagi Gubernur, kata Adi.

Ia menyebut, isi kontennya, menjadi bagian dari upaya Anies agar tetap eksis jelang Pemilu 2024.

"Intinya, ini jualan baru Anies jelang masa jabatannya," ujarnya kepada wartawan, Senin (14/12/2021).

Prediksi Arief Poyuono

Politikus Gerindra Arief Poyuono menyebut, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meredup di tahun 2022.

Hal ini seiring berakhirnya jabatan kedua kepala daerah tersebut.

Arief menilai Anies dan Ganjar saat ini mengikuti langkah Joko Widodo yang menarik simpati masyarakat lewat pencitraan di media massa saat menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi capres pada Pilpres 2014 lalu. 

Ia memprediksi faktor jabatan publik dan sorotan media massa masih menjadi salah satu faktor penetu kandidat Pilpres 2024.

Namun, masa jabatan Anies dan Ganjar sebagai gubernur berakhir sebelum 2024 sehingga akan kehilangan popularitas.

Oleh karena itu, ia memprediksi Anies dan Ganjar tidak akan menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.

"Dua tokoh ini akan habis baterainya tahun 2022, Ganjar dan Anies. Mau atau tidak mau, percaya atau tidak percaya, Jokowi itu hasil 'The Power of Media'. Kemampuan dari media ini bagaimana mengangkat seorang Jokowi waktu itu menjadi seorang tokoh. Nah, dua tokoh ini baterainya habis, enggak ada lagi tempat untuk pencitraan," ujarnya dalam acara Total Politik di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/12/2021).

Lebih lanjut, Arief mengaku belum menemukan sosok tokoh yang akan merangkul masyakat Indonesia.

Sehingga ia menyebut apa yang dilakukan Ganjar dan Anies lebih banyak bernilai pencitraan.

Arief Poyuono
Arief Poyuono (Kompas.com/Ihsanudin)

Survei: Anies 3 besar di Pilpres 2024

Lembaga Analis dan Konsultan Sosial Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) kembali meluncurkan hasil survei nasional mengenai tren kandidat capres menjelang Pilpres 2024.

Hasil survei menyebutkan bila pemilihan presiden dilakukan saat ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo keluar sebagai pemenang dengan mendapatkan 16 persen.

Disusul Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencapai 14 persen.

Kemudian, posisi ketiga ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mendapatkan 13,33 persen.

Lalu Sandiaga Uno mendapatkan 6,93 persen, Airlangga Hartarto 6,25 persen sedangkan Prabowo Subianto harus rela keluar dari posisi 5 besar karena hanya mendapatkan 6 persen.

Baca juga: Hasil Survei: PDIP 24,9%, Demokrat 18,8%, Golkar 13% dan Gerindra 10,5%

“Selanjutnya ada nama Ridwan Kamil di 4,67 persen, Puan Maharani 4,58 persen, Andika Perkasa 3,92 persen, La Nyala Matalitti 3,83 persen, Muhaimin Iskandar 3,25 persen, Khofiffah Indar Parawansa 2,83 persen, Erick Thorir 2,83 persen, Salim Segaf Al Jufri 2,25 persen serta Zulkifli Hasan 1,67 persen sedangkan yang menjawab Tidak Tahu atau Tidak Menjawab 7,67 persen,” ujar Direktur Ekskutif CISA, Herry Mendrofa dalam keterangan tertulis, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: Ketika Kumandang Azan Menggema Pertama Kali di Jakarta International Stadium, Anies: Sangat Syahdu

Penilaian ini mengacu pada aspek yang meliputi Integritas, Kepemimpinan, Kinerja, Inovasi, Transparansi, Akuntabilitas, Popularitas serta Kepercayaan Publik.

Diketahui, hasil survei CISA sejak tanggal 1-7 Desember 2021 dengan menyasar 1.200 responden di 34 Provinsi dilakukan simulasi kepada 15 kandidat capres.

Secara proporsional, penarikan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling dengan Margin of Errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan pada 95 persen.

Anies membantah

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara soal channel YouTube pribadinya.

Anies Baswedan membantah cerita #DariPendopo yang tayang dalam siaran Youtube sebagai alat untuk cari panggung maju di Pilpres 2024 mendatang.

Lewat Insta story dilaman Instagram pribadinya, Anies membagikan kisah dan ceritanya soal #DariPendopo.

Diketahui, cerita ini telah dibagikan di chanel Youtube 'Anies Baswedan' dan telah diunggah sejak satu hari lalu.

Selain itu, cerita dengan judul 'Buat Jauh Jadi Dekat' yang membahas soal Kepulauan Seribu ini telah ditonton 18 ribu kali.

Kendati begitu, Anies mengklaim chanel tersebut khusus membahas kebijakan yang sudah dikerjakannya.

Di mana, cerita dibaliknya jarang diketahui atau terpublish sehingga dibagikan dalam chanel tersebut, dan bukan wadah untuk 'cari panggung' dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Ini kaitannya dengan kebijakan kita di Jakarta," jelasnya kepada awak media, Senin (13/12/2021).

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan