Masduki: Wapres Ma'ruf Amin Tahu Alasan Struktur Kepengurusan PBNU Era Gus Yahya Lebih Gemuk
Wakil Presiden Maruf Amin menanggapi soal struktur kepengurusan PBNU periode 2022-2026 di bawah kepemimpinan KH Cholil Yahya Staquf.
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Wakil Presiden Maruf Amin menanggapi soal struktur kepengurusan PBNU periode 2022-2026 di bawah kepemimpinan KH Cholil Yahya Staquf.
Diketahui, dalam kepengurusan itu, nama Maruf Amin masuk sebagai Mustasyar PBNU.
"Pak Wapres sudah tahu alasan kenapa memang lebih gemuk, bahkan hampir 200 kepengurusan untuk mengakomodasi berbagai kepentingan baik kepentingan kan kepentingan rekonsiliatif," kata Juru Bicara Wapres Maruf Amin, Masduki Baidlowi kepada wartawan, Jumat (14/1/2022).
Menurut Masduki, gagasan Gus Yahya sangat bagus untuk merekonsiliasi pihak-pihak yang berkontestasi dalam Muktamar di Lampung pada Desember 2021 lalu.
"Walaupun sebenarnya muktamar kali ini adalah muktamar yang relatif smooth dan bagus secara demokratis," kata dia.
Dia juga mengomentari soal bagaimana dalam kepengurusan ini, sejumlah keluarga pendiri NU diikutsertakan Gus Yahya.
Baca juga: Pengurus PBNU Bakal Dilantik di Kalimantan Timur pada 31 Januari 2022
"Jadi mulai dari Tebu Ireng, Tambak Beras, Gus Dur dan banyak ulama-ulama putra putrinya itu adalah anak-anak muda yang cerdas dan bagus dan itu direkrut sebagai PBNU, sehingga dengan demikian representasi putra-putra para pendiri dan para ulama besar tergambar dari kepengurusan ini," kata dia.
Kemudian, dikatakan Masduki, kepengurusan PBNU yang sekarang adalah untuk pertama kalinya mengikutsertakan perempuan.
"Karena itu memang cukup bisa diterima alasan yang dikemukakan Rais Aam maupun Gus Yahya itu saya kira sangat rasional dam dangat wajar kalau melibatkan perempuan di kepengurusan PBNU," kata dia.
Baca juga: PBNU Dukung Erick Thohir Wujudkan Santri NU Jadi Muslimpreneur
Maka, menurutnya wajar jika Gus Yahya memadatkan struktur dan memasukkan banyak tokoh di PBNU.
"Ini jadi tren juga di semua ormas rata-rata seperti itu, karena untuk menghindari berbagai gesekan mendingan ini bersatu bergerak bersama-sama," kata dia
"Dan tidak kalah penting ini adalah masa di mana NU menjelang 100 tahun bahkan akan masuk abad kedua sehingga kerjanya banyak, ada regional daerah, ada kerja nasional dan kerja internasional. Jadi tiga divisi ini saya kira butuh banyak orang maka itu saya kira cukup masuk akal," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengumumkan susunan lengkap Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (12/1/2022).
Yahya mengatakan susunan pengurus tersebut merupakan hasil rapat pada 5 Januari 2022 di Jakarta.
Yahya mengatakan susunan pengurus tersebut agak lebih gemuk dari biasanya.
Susunan pengurus tersebut dirancang sedemikian rupa karena Nahdlatul Ulama memiliki konstituensi yang sangat luas.
Untuk itu, kata dia, pihaknya berkepentingan untuk menjangkau seluas-luasnya seluruh konstituensi tersebut sehingga membutuhkan personel yang cukup banyak.
"Kedua, karena visi yang kami usung, dengan sendirinya menuntut perkembangan aktifitas yang boleh dikatakan berlipat dari sebelumnya sehingga sekali lagi juga kami membutuhkan tambahan personel untuk menangani urusan-urusan tersebut," kata Yahya di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (12/1/2022).
Ia mengatakan postur susunan pengurus tersebut juga mencerminkan realitas multipolar di dalam lingkungan NU baik dari segi kedaerahan, gender, maupun orientasi politik.
Dari segi kedaerahan, lanjut dia, seluruh daerah di Indonesia ini terwakili dalam jajaran PBNU sehingga PBNU saat ini adalah PBNU yang berwajah Nusantara.
Kedua, kata dia, baru kali ini setelah 96 tahun usia NU menurut kalender Masehi atau 99 tahun menurut kalender Hijriyah, kaum perempuan diakomodasi dalam susunan pengurus harian PBNU.
"Ketiga, sebagaimana berkali-kali kita tegaskan bahwa kita ingin mengambil jarak secara sama, setara, dari berbagai sudut kepentingan politik di sekitar kita dan itu kita lakukan dengan cara mengakomodasi elemen-elemen kepetingan dari berbagai macam sudut politik itu supaya di dalam kepengurusan nanti satu sama lain bisa saling mengontrol untuk menjaga agar jarak NU dengan berbagai pihak politik tetap sama satu dengan yang lain," kata Yahya.