Penjara di Rumah Bupati Langkat
Kondisi Pekerja yang Dikerangkeng Bupati Langkat saat Pertama Ditemukan, Takut & Tak Seperti Pecandu
Berikut kondisi pekerja sawit yang dikerangkeng saat pertama ditemukan, ketakukan dan tak seperti direhab.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Mirisnya, Ghufron menyampaikan para pekerja tersebut tidak mendapatkan gaji.
"Mereka mengaku sudah sekitar 1 tahun rata-rata di dalam kerangkeng tersebut, yang melakukan pekerjaan di kebun sawit."
"Ketika ditanyakan gaji, mereka mengaku tidak mendapatkan gaji," jelas Ghufron.
Mengenai dugaan para pekerja tersebut adalah para pecandu narkoba, Ghufron tak membenarkannya.
Baca juga: FAKTA Tiorita, Istri Bupati Langkat: Disebut Urus Makanan Penghuni di Penjara Manusia Milik Suami
Sebab, kondisi para pekerja tersebut tidak tampak seperti pecandu.
Terlebih, jika tempat tersebut adalah tempat rehabilitasi, tim penyelidik KPK mengaku tak melihat adanya tim medis.
"Dari keterangan mereka adalah mereka pekerja, tidak tampak seperti pecandu atau orang yang sedang direhab."
"Bahkan tim KPK juga menanyakan apakah ada tim medis karena kalau memang dikatakan tempat rehab, tak cukup hanya ruangan kerangkeng tetapi ada tim medis yang mendampingi mereka," ujar Ghufron.
Polisi Masih Dalami Dugaan Perbudakan di Rumah Bupati Langkat
Diberitakan Tribunnews.com, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan, pihaknya masih mendalami dugaan praktik perbudakan di balik temuan kerangkeng manusia milik Bupati Langkat Nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin.
"Ini dalam proses, karena kita melihat sudah dijelaskan dengan kesadaran diri orang tua mengantar dan menyerahkan kemudian dengan pernyataan. Tetapi apa itu kita nanti lihat, kita akan dalami apa prosesnya. Kita belum bisa cepat-cepat memberikan kesimpulan ya," ujar Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Polri Ungkap Asal-usul Puluhan Orang Jadi Penghuni Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat
Baca juga: Sebelum Kena OTT, Bupati Langkat Pernah Ungkap soal Kerangkeng di Rumahnya, Ini Pengakuannya
Ramadhan menjelaskan pengelola kerangkeng manusia itu berdalih bahwa yang dilakukannya merupakan sebuah pembinaan.
Namun, kasus tersebut masih didalami oleh penyidik Polri.
"Tadi kita jelaskan bahwa pekerjaan tersebut alasan dari yang bersangkutan diberikan pembinaan supaya mempunyai keterampilan, sehingga nanti memiliki keterampilan. Tentu itu semua merupakan alasan dari pengelola. Nanti kita lihat bagaimana proses penyelidikan akan kita sampaikan. Jadi masih dalam proses ya," jelas dia.

Di sisi lain, kata Ramadhan, pihaknya telah menyerahkan seluruh penghuni kerangkeng manusia itu kepada keluarga.
Mereka nantinya juga ditawarkan tempat rehabilitasi di bawah kendali BNN.
"Sudah dikembalikan ke keluarganya. Kita tawarkan tempat pembinaan yang resmi itu rehabilitasi di bawah BNN. Tapi kita tidak bisa memaksa, namun orang tuanya memilih," pungkas Ramadhan.
(Tribunnews.com/Maliana/Igman Ibrahim)