Respons Curhatan Puan, Ganjar Ngaku Siap Sambut Puan Paling Depan ketika Kembali ke Jateng
Merespons curhatan Ketua DPR RI, Puan Maharani, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ngaku siap sambut saat Puan kembali datang ke Jateng.
TRIBUNNEWS.COM - Aksi saling sindir antara Ketua DPR RI, Puan Maharani dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, kembali menjadi sorotan.
Sebelumnya, nama Ganjar dan Puan sering menjadi bahasan sengit di media sosial.
Hal ini lantaran keduanya kerap disebut sebagai calon presiden yang akan diusung oleh PDIP pada Pilpres 2024 mendatang.
Konflik-konflik kecil pun sempat menjadi bumbu dalam pembahasan kedua sosok tersebut.
Di antaranya terkait banteng versus celeng beberapa waktu lalu yang melibatkan Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto.
Kini, sosok Puan Maharani kembali menjadi sorotan lantaran menyindir seorang gubernur yang disebut-sebut, Ganjar Pranowo.
Dalam curhatannya, putri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri ini mengeluhkan tidak disambut seorang gubernur ketika berkunjung ke daerah.
Hal tersebut dikatakan Puan dalam pidatonya saat berada di Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (9/2/2022).
Ganjar pun akhirnya menanggapi curhatan Puan.
Ditemui sejumlah awak media pada Minggu (14/2/2022) di Desa Wadas, Purworejo, Ganjar menanggapi secara singkat soal curhatan Puan.
Ia mengaku siap untuk menyambut paling depan kedatangan Puan di Jawa Tengah.
"Siap nanti kalau (Ketua DPR Puan Maharani) ke Jawa Tengah, saya sambut paling depan," ujar Ganjar kepada wartawan, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (14/2/2022).
Baca juga: Soal Rumor Ganjar Pranowo Diredam Agar Anies Baswedan Tak Maju Pilpres 2024, Pengamat: Tidak Logis
Tanggapan FX Rudy soal Curhatan Puan
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo, ikut mengomentari soal polemik curhatan Ketua DPR, Puan Maharani.
Seperti diketahui, Puan kembali menuai kontroversi terkait ucapannya yang diduga menyinggung seorang gubernur.
Puan tampak curhat, mengeluhkan tidak disambut gubernur tersebut ketika berkunjung ke daerah.
Menanggapi hal itu, FX Hadi Rudyatmo menilai gubernur yang dimaksud Puan adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Baca juga: Formappi: Puan Seharusnya Suarakan Urusan Rakyat Ketimbang Ketersinggungannya Sendiri
Rudy, sapaan karibnya, mengatakan apabila benar demikian, sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Ganjar untuk menjemput Puan saat berkunjung ke Jawa Tengah.
Menurutnya, Ganjar wajib menjemput jika dia merupakan Gubernur yang menjabat Ketua DPD PDIP Jateng dan memang diundang oleh Puan.

"Mbak Puan harus paham dulu, pemimpin adalah pelayan, kalau yang dinamakan pemimpin pelayan itu datang tidak dilayani tapi melayani masyarakat."
"Sehingga kalau pemimpin mintanya dilayani disambut, jadi ini belum menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik," ujar Rudy dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (14/2/2022), dikutip dari Tribunnews.
Rudy menegaskan sifat Puan tersebut mencerminkan belum adanya kedewasaan dalam berpolitik.
"Biar saya dimarahi nggak apa-apa, namun ini harus diluruskan dulu," tambahnya.
Rudy pun mengatakan saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan merangkap sebagai Ketua DPC PDIP, tidak pernah ada kewajiban, bahkan ditugasi menjemput Puan Maharani.
Hal itu lantaran selain bukan tugasnya, dirinya juga tidak pernah diundang untuk menjemput.
Baca juga: Puan Curhat Tak Disambut Gubernur, PDIP: Antar-Kader Terbiasa Diskusi dan Koordinasi
"Jadi saya sendiri kadang-kadang Mbak ini piye to (Mbak ini bagaimana sih), wong ini legislatif kok mewajibkan eksekutif jemput, gimana ceritanya," lanjutnya.
Saat ditanya momen apa yang menyiratkan Ganjar Pranowo disebut tak menjemput Puan Maharani, begini kata Rudy.
Yakni saat rakerja di Semarang, saat itu rapat tiga pilar dari legislatif, eksekutif, dan struktur partai.
Namun, dalam rakerja tersebut Ganjar Pranowo, yang merupakan bagian dari pilar eksekutif, tidak diundang.
"Sehingga Ganjar tak hadir, nanti hadir salah, jemput salah, dan tidak ada kewajiban Pak Ganjar jemput, Pak Ganjar pun ngalah," ujarnya.
Berdampak pada PDIP?

Menurut Rudy adanya dinamika politik dengan segala polemiknya terkini tidak terlalu mengkhawatirkan akan berdampak pada PDIP.
Termasuk menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Rudy yakin para kader di daerah yang tersebar di Indonesia terus giat bekerja.
Rudy pun mengibaratkan para kader daerah bak lilin yang menyala, rela dibakar atau kiasan berjuang demi kepentingan orang banyak.
"Kalau PDIP perjuangan nggak khawatir, ini lilin di bawah ini kerja terus, nah elite politik itu jangan sampai memadamkan lilin yang di bawah," ungkap Rudy.
"Kita sudah semangat memenangkan 2024, lantas statement-statement-nya malah mengadu domba ini kan jadi nggak bener, padahal ideologi PDIP kita Pancasila di situ ada persatuan ada musyawarah," tuturnya lagi.
Baca juga: Deretan Kontroversi Puan Maharani: Matikan Mic hingga Keluhkan Gubernur Tak Sambut Dirinya
(Tribunnews.com/Maliana/Garudea Prabawati)