Kisah Taruna Doni Monardo Bertemu Pelatihnya saat di Akmil 37 Tahun Lalu
Ketua Umum PP Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo berjumpa Brigjen TNI Purn Heru Sudibyo
Editor:
Wahyu Aji
Kecuali dapat warisan
Kepala BNPB 2019-2021 itu lalu mengilas-ringkas ihwal politik kesejahteraan yang digulirkannya dalam menakhodai PPAD periode 2021-2026. “Sesuai tujuan kemerdekaan bangsa kita, yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur."
Sementara itu, kesejahteraan hanya bisa dicapai melalui usaha. Tidak ada yang bisa sejahtera tanpa usaha, kecuali mendapatkan warisan. Bagi prajurit purnawirawan, sulit untuk sejahtera hanya mengandalkan uang pensiun.
“Bahkan sampai sekarang masih banyak purnawirawan yang menempati rumah dinas. Ada kalanya ini menjadi masalah,” kata Doni.
Selain itu, Doni juga concern terhadap aspek kesehatan para purnawirawan.
“Tidak semua jenis penyakit di-cover asuransi. Sementara, lazim jika semakin tua usia manusia, semakin banyak penyakit. Meski pemerintah sudah mengalokasikan dana untuk kesehatan masyarakat, faktanya masih banyak purnawirawan mengalami problem kesehatan yang tak tertangani jaminan kesehatan,” katanya.
“Ini semua harus kita pikirkan. PPAD harus berbuat. Setiap pengurus PPAD di seluruh Indonesia harus memiliki strategi meningkatkan kesejahteraan melalui wirausaha,” ujar Doni yang juga Komisaris Utama PT Mind Id, konsorsium yang menaungi perusahaan-perusahaan BUMN tambang.
Indonesia Kaya Raya
Doni Monardo menyodorkan fakta menakjubkan.
“VOC yang bercokol di tanah air kita tiga abad lebih, saat ini menjadi salah satu perusahaan terkaya di dunia. Asetnya mencapai 7,9 triliun US dollar (sekitar Rp 115 kuadriliun rupiah). Satu kuadriliun sama dengan seribu triliun. Sedangkan APBN kita, Rp 2.800 triliun. Bandingkan!” kata Doni seraya menambahkan, “kekayaan itu sebagian besar disumbang dari hasil rempah-rempah kita.”

VOC adalah monumen sejarah yang nyata: kaya raya karena rempah-rempah Nusantara. Bahkan pernah satu masa, harga satu kilogram pala sama dengan harga 1 kilogram emas. Bukti nyata adalah Pulau Run di Kepulauan Banda (Maluku) yang menjadi ajang rebutan Inggris dan Belanda.
Mati-matian Belanda dan Inggris berperang untuk menguasai perdagangan dunia. Terhitung dari tahun 1652-1654 perang pertama dilakukan dan perang kedua dimulai dari tahun 1665. Hingga akhirnya pada 31 Juli 1667, Traktat Breda dikeluarkan untuk memberi solusi damai dari perang-perang tersebut.
Salah satu isi dari Traktat Breda adalah Inggris harus mengakhiri kekuasaan mereka di Pulau Run, Kepulaun Banda, dan menyerahkan kepada Belanda. Sebagai gantinya, koloni Belanda, yakni Nieuw Amsterdam di Amerika Utara (kini Manhattan, New York) diserahkan ke Inggris. “Manhattan kini salah satu kota megah dan kaya raya di Amerika Serikat, sementara Pulau Run di Maluku, begitu-begitu saja,” ujar Doni prihatin.
Berikut, Doni menyebut tanaman nilam. Dikatakan, Nilam berasal dari singkatan Nederlands Indische Land ook Acheh Maatzchappij, sebuah perusahaan Belanda yang mengatur perdagangan dan sistem penjualan dari tanaman Patchouli.
Perusahaan Belanda waktu itu bekerjasama dengan para Ulee Balang dalam pengelolaan ladang nilam di Aceh.