Debat Sengit BEM UI dan Menko Luhut, Diteriaki Otoriter hingga Ditagih Soal Big Data
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menggelar aksi protes di Balai Sidang UI, Depok, pada Selasa (12/4/2022).
Penulis:
Milani Resti Dilanggi
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menggelar aksi unjuk rasa di Balai Sidang UI, Depok.
Aksi digelar saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menemui Rektor UI Ari Kuncoro, selasa (12/4/2022).
Dalam aksi ini, Luhut dimintai penjelasan soal big data dan penundaan pemilu.
Selain itu, mereka juga menuntut revisi statuta UI.
Luhut juga sempat disindir dan diteriaki sebagai sosok yang otoriter oleh salah satu mahasiswa.
Perdebatan sengit pun terjadi antara kedua belah pihak ini.
Baca juga: Luhut Klaim 110 Juta Big Data Warganet Setuju Penundaan Pemilu, Ini Kata Pakar Keamanan Siber
Baca juga: Luhut Kini Tambah Jabatan, Will Smith Dicekal 10 Tahun, Thomas Tuchel Stres Berat

"Pertama terkait statuta UI yang saat ini masih bermasalah dan prosesnya tidak pernah melibatkan semua unsur yang ada di UI termasuk mahasiswa,"
"Kedua adalah wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang digulirkan oleh bapak Luhut,"
"Maka dari itu kami menyatakan 'mosi tidak percaya' pada rektor UI dan bapak Luhut," ujar Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo, Selasa (12/4/2022) dikutip dari kanal Youtube Kompas TV.
Selesai menemui sang rektor, Luhut langsung mendatangi mahasiswa yang ramai meneriaki namanya.
"Saya punya anak juga mahasiswa, jadi kalian itu jangan emosional, kalian dengerin juga,"
"Saya mau bilang, kita itu beda pendapat silahkan. Nanti dengan istrimu kalau nikah pun bisa beda pendapat. Tidak harus berantem," kata Luhut.
BEM UI Desak Luhut Pertanggungjawabkan Big Data

Sambung Bayu, menuntut Luhut untuk mempertanggungjawabkan soal big data.
"Saya sepakat pak, kita mungkin beda di dalam demokrasi, tapi bapak pejabat publik, bapak harus mempertanggungjawabkan big data itu pada kita semua," kata Bayu.
"Sepakat !" teriak mahasiswa lain.
Mendengar pernyataan tersebut, Luhut balik bertanya.
Ia pun juga mengatakan dirinya tidak memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan ucapannya kepada mahasiswa.
"Apa kewajiban saya mempertanggungjawabkan yang saya punya sama kalian ?" tanya Luhut.
"Itu sudah jadi narasi yang beredar dari pejabat publik. Seakan-akan pejabat publik mengizinkan tiga periode, penundaan pemilu," jawab Bayu.
"Enggak, kamu berasumsi. Enggak boleh itu," ucap Luhut.
"Asumsi itu lahir dari ketidakjelasan dari istana," sambung Bayu.
Baca juga: Masinton Tuding Luhut Sosok di Balik Apdesi Dukung Jokowi Tiga Periode: Ingin Jerumuskan Presiden
Baca juga: Sebut Nama Bahlil dan Luhut, Masinton Minta Menteri yang Suarakan Tunda Pemilu Direshuffle
Luhut Tegaskan Tidak Ada Penundaan Pemilu
Lebih lanjut, Luhut menegaskan wacana penundaan pemilu tidak benar adanya.
Terlebih Presiden Joko WIdodo (Jokowi) juga telah memberikan pernyataannya dengan menetapkan tanggal pemilu 2024.
"Presiden sudah bilang, pemilu tetap tanggal 14 Februari 2024, harus gimana lagi ?" tanya Luhut.
Lanjut mahasiswa soal big data.
"Jadi apakah benar big data itu disampaikan ? Atas keinginan siapa itu ? Kita minta jawaban tegas," tanya mahasiswa.
"Saya bilang, saya yang ngomong, enggak ada yang lain," jawab Luhut.
"Jadi pejabat publik sedang mengizinkan Pak Jokowi untuk ini (3 periode) ?" tanya Bayu.
"Tidak. Saya hanya menyampaikan ini ada data begini," akui Luhut.
BEM UI Minta Luhut Buka Big Data
Perdebatan pun masih berlanjut, mahasiswa tetap mendesak Luhut untuk membuka big data.
"Coba kita minta dibuka big datanya kawan-kawan, sepakat ?" teriak Bayu.
"Sepakat," jawab mahasiswa lain.
Mendengar ucapan para mahasiswa, Luhut tersenyum tipis.
"Ya kau sepakat kalau saya enggak sepakat boleh kan? kita boleh beda pendapat enggak ?" tanya Luhut.
"Ya itu, tujuan kami untuk menuntut bapak segera sepakat karena ini aspirasi dari masyarakat Indonesia," imbuh Bayu.
Baca juga: Luhut Klaim 110 Juta Big Data Warganet Setuju Penundaan Pemilu, Ini Kata Pakar Keamanan Siber
Baca juga: Ragam Kritik dari Parpol untuk Luhut: dari Big Data hingga Prime Minister
Melanjutkan debatnya, Luhut lantas memberi pernyataan tegas.
Dalam momen ini, ia juga sempat disindir dan diteriaki oleh salah satu mahasiswa dengan menyebut otoriter.
Luhut menunjuk sang mahasiswa sembari memberikan penjelasan.
"Dengerin, kamu anak muda, kamu enggak berhak nuntut saya. Karena saya juga punya hak untuk bilang tidak. Tapi saya kasih tau," kata Luhut.
"Otoriter neh ?" sindir mahasiswa.
"Bukan otoriter. Saya kalau otoriter, saya enggak datang ke kamu. Kamu nanti mau jadi besar, saya nasihatin kamu," pungkas Luhut.
Dalam aksi ini BEM UI juga turut mengibarkan bendera kuning sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia.
(Tribunnews.com/Milani Resti) (Kompas.com/ M.Chaerul Halim)