Selasa, 2 September 2025

Jokowi Didemonstrasi

Eks JKT48 yang Juga Staf Magang PSI Kritik Jubir Muda PAN soal Ade Armando

Cuitan Juru Bicara (Jubir) Muda DPP PAN Febri Wahyuni di twitter yang mempertanyakan alasan kenapa Ade Armando ikut-ikutan dalam demonstrasi.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
Capture Video
Ade Armando di tengah kerumunan massa saat unjuk rasa di gedung DPR RI Jakarta, Senin (11/4/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuitan Juru Bicara (Jubir) Muda DPP PAN Febri Wahyuni di twitter yang mempertanyakan alasan kenapa Ade Armando ikut-ikutan dalam demonstrasi mahasiswa mengundang pro dan kontra.

Ade Armando, kata Febri, tidak semestinya berada di lokasi demonstrasi.

Ade Armando, dosen Universitas Indonesia (UI), jadi korban pengeroyokan saat aksi demo di depan Gedung DPR RI Jakarta, Senin (11/4/2022).

Zebi Magnolia, anggota JKT48 generasi ketiga, menilai cuitan Jubir Muda DPP PAN Febri Wahyuni yang menyalahkan Ade Armando sebagai korban pengeroyokan tidak sensitif dan justru menormalisasi kekerasan.

“Mba Ebby ini pendapatnya mewakili partai. Perbedaan pandangan politik wajar. Tapi apa ngga malu dilihat sebagai tokoh yang insensitif dan malah menormalisasikan kekerasan?” balas Zebi lewat akun Twitter-nya @Zebimgnl, Kamis (14/4/2022).

Zebi, 21 tahun, menjadi salah satu Staf Magang DPP PSI Batch 1.

Ia kini mahasiswi semester akhir sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Sebelumnya, Zebi merupakan anggota JKT48 generasi ketiga.

Diketahui,  Jubir Muda DPP PAN Febri Wahyuni mempertanyakan alasan kenapa Ade Armando ikut-ikutan dalam demonstrasi mahasiswa.

Ade Armando, kata Febri, tidak semestinya berada di lokasi demonstrasi.

Sebab, demonstrasi yang menolak wacana penambahan masa jabatan Presiden Jokowi dan penundaan Pemilu 2024 di DPR RI pada 11 April lalu itu merupakan panggung mahasiswa.

“Demo hari ini kan panggungnya mahasiswa, Bg Ade Armando ngapain ikut2an??? Ingat umur bg... duh kasihan kan jadinya babak belur...” tulis Febri melalui @UniEbby.

Lebih jauh Zebi mengatakan, jika Febri memang mendukung perjuangan mahasiswa, maka seharusnya Febri juga mendukung Ade Armando karena kedatangan Ade Armando di lokasi demonstrasi untuk mendukung tuntutan mahasiswa.

Selain itu, Zebi menyebut cuitan Febri yang membawa-bawa urusan umur dalam demonstrasi sama saja merendahkan hak orang-orang tua untuk menyatakan pendapat.

“Kalo dari statement mba ebby yang bilang untuk ingat umur sama aja kaya ngasih analogi ngapain orang tua ikut demo? Sama aja merendahkan hak siapapun untuk menyampaikan pendapat,” imbuhnya.

Zebi pun menyebut cuitan Febri inkonsisten dan cenderung ingin membangun opini tertentu. Menurut dia, cuitan Febri ini berbeda dengan cuitannya beberapa waktu lalu.

“Kok saya ngeliatnya tone-deaf ya mba ebby ini? Makin yakin lagi dengan inkonsistensi pernyataan yang dikeluarin sekarang. Kemaren giring opini seakan-akan ‘babak belur’ yang didapetin sama bang ade armando itu kesalahan dari dia yang ikut turun demo,” kata Zebi.

Zebi juga meminta Febri harusnya berpikir dulu sebelum melontarkan pendapat. Jangan asal menyebarkan ujaran yang dapat membenarkan kekerasan dan kebencian.

“Bayangin kalo mba @UniEbby ada di posisi yang sama, mendapatkan tindakan kekerasan. Apakah tidak mengharapkan keadilan dan empati dari masyarakat? Harusnya kita jangan menyebarkan ujaran yang dapat membenarkan tindakan kekerasan dan kebencian,” tandasnya.

PAN Tegur Jubir

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengungkapkan partainya telah menegur juru bicara muda mereka, Febri Wahyuni yang menyindir Ade Armando melalui cuitan di twitter karena hadir dalam aksi 11 April di depan Gedung DPR.

Dikatakan Viva, Febri pun telah mengklarifikasi cuitannya itu.

"Soal Febri, DPP PAN sudah menegur agar hati-hati dalam memberikan komentar di publik agar tidak menimbulkan multitafsir atas narasinya. Febri telah memberikan penjelasan ke DPP PAN bahwa secara prinsip juga ikut prihatin atas peristiwa Barbarian yang menimpa Ade Armando," kata Viva saat dikonfirmasi, Selasa (12/4/2022).

Lebih lanjut, Viva mengatakan PAN mengecam demonstrasi massa yang berujung penganiayaan terhadap Ade Armando.

"PAN mengecam keras tindak kekerasan kepada siapapun sesama Anak Bangsa, termasuk kepada Ade Armando. Main hajar, main hakim sendiri, kekerasan fisik bertentangan dengan nilai agama, kemanusiaan, dan nilai demokrasi," ujar Viva.

Viva Yoga menyatakan, setajam dan sebesar apapun perbedaan pandangan dan sikap politik, semestinya diarahkan pada jalur dan mekanisme berdemokrasi, argumentatif, dialogis, dan rasional.

Oleh sebab itu sikap barbarian itu tidak cocok hidup di bumi demokrasi.

"Dalam rangka menegakkan hukum, PAN meminta pihak kepolisian untuk mengusut kasus barbarian ini agar jangan terulang lagi," ucapnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan