Kontroversi Partai Mahasiswa
Profil Partai Mahasiswa Indonesia yang Tuai Polemik, Hasil Perubahan Partai Kristen Indonesia 1945
Berikut ini profil Partai Mahasiswa Indonesia yang menuai kontroversi. Partai ini merupakan hasil perubahan dari Partai Kristen Indonesia 1945.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Sri Juliati
Lebih lanjut, Dasco meyakini dengan jumlah mahasiswa yang banyak, Partai Mahasiswa Indonesia dapat merebut kursi untuk memperjuangkan aspirasi anak muda.
"Dengan mahasiswa yang segini banyak harusnya bisa bersama-sama merebut kursi di DPR memperjuangkan aspirasi mahasiswa."
"Yang namanya tadi sistem pendidikan, reformasi agraria dan juang buruh," ucapnya.
"Saya berharap banyak, makanya saya mengimbau kawan-kawan buruh kompak seluruh Indonesia, kompak, masa enggak bisa dapat 10-20 kursi, kan gitu."
"Begitu juga dengan mahasiswa, dengan jutaan mahasiswa masa enggak bisa dapat 20 kursi," pungkas Dasco.
Baca juga: MA Kabulkan Uji Materi Terkait Vaksin Halal, Partai Ummat: Pemerintah Wajib Eksekusi
Baca juga: Fakta Kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia, Alamat Kantor hingga Kecaman dari BEM Nusantara
Sementara itu, mantan aktivis 1998, Teddy Gusnaidi, mengaku geram dengan terkait respons BEM Nusantara dan BEM SI yang menolak kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia.
Menurutnya, pikiran-pikiran itu membuat mahasiswa terkesan anti demokrasi.
"Baru mahasiswa saja sudah anti demokrasi, bagaimana ceritanya? Ini baru anak seumur jagung belum juga melakukan kegiatan kedepan."
"Tapi, pikirannya sudah kotor, apa-apa menolak, apa-apa ditakuti segala macem. Dia seolah-olah anti terhadap demokrasi," kata Teddy, dilansir Tribunnews.com.
Teddy merasa heran, selama ini mahasiswa tidak memiliki kedudukan hukum atau legal standing di masyarakat.
Tetapi, ketika muncul kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia yang bisa membawa legal standing di Indonesia, justru mendapat penolakan dari mahasiswa.
"Mereka selama ini mengatasnamakan rakyat tapi gak ada orang yang mempertanyakan legalitas kalian."
"Tapi ketika orang memakai nama mahasiswa, mereka seperti anti, dan apakah orang tidak boleh membentuk partai politik?" ujar Teddy.
Menurutnya, adanya pikiran-pikiran negatif terkait kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia menandakan kemunduran demokrasi.
Sebab, ia merasa pikiran-pikiran negatif itu hanya sebuah kekhawatiran kosong saja.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kehadiran Partai Mahasiswa Ditolak BEM SI, Eks Aktivis 1998 Geram: Pikirannya Kotor, Apa-apa Menolak
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Chaerul Umam/Maliana, Kompas.com/Vitorio Mantalean/Alinda Hardiantoro)