Pemilu 2024
Tiga Ketua Umum Partai Bertemu Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Berikut Analisa Pengamat
"Koalisi Bersatu bisa menjadi pilihan tepat untuk menyatukan pemilih yang pada pilpres (pemilihan presiden) 2019 terpolarisasi secara tajam."
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.
Dalam kesempatan itu, sambil berpegangan tangan ketiganya pamer slogan 'Bersatu'.
"Kita ini bertiga dan 'Bersatu', koalisi mempererat persatuan untuk melanjutkan pembangunan, nah 'Bersatu' adalah beringin, surya alam, dan baitullah," kata Airlangga kepada wartawan, Kamis (12/5/2022) lalu.
Bertemunya ketiga pimpinan parpol ini mendapat catatan khusus dari pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi.
"Koalisi Bersatu Harapan Indonesia saat ini. Bersatunya Golkar dengan PAN dan PPP memberi harapan baru bagi terwujudnya Indonesia yang maju dan stabil," ujarnya, seperti dikutip, Sabtu (14/5/2022).
"Koalisi Bersatu bisa menjadi pilihan tepat untuk menyatukan pemilih yang pada pilpres (pemilihan presiden) 2019 terpolarisasi secara tajam," tambahnya.
Dilihat dari jumlah presentase suara, kata Robi, Koalisi Bersatu ini sudah memenuhi syarat untuk memiliki tiket pengajuan calon presiden dan calon wakil presiden pada 2024.
“Ini tentu langkah strategis yang cerdas. Golkar bersama PAN dan PPP bisa menjadi pemimpin koalisi untuk mengakomodir parpol dan kekuatan lainnya," kata Robi yang juga Kepala Pusat Penelitian Sekolah Pasca Sarjana Unas ini.
Menurutnya, dimulainya koalisi yang lebih awal ini juga memperlihatkan kepedulian Airlangga, Zulhas dan Suharso terhadap kestabilan politik.
"Langkah mereka patut diapresiasi karena memulai langkah untuk mencegah polarisasi tajam kalau pasangan Pilpres nanti hanya dua kandidat," ucap Robi.
Di tengah situasi ekonomi, politik dan keamanan global yang tidak stabil, lanjut dia, menguatkan kebutuhan akan pemimpin yang bisa menjadi stabilisator, yang mampu diterima berbagai pihak.
"Koalisi Bersatu bisa menjadi stabilisator," imbuhnya.
“Terkait yang akan diusungnya, koalisi ini diharapkan mengajukan "Capres Tengah" yang bisa menjadi stabilisator. Dunia sedang memerlukan pemimpin yang mengerti situasi keamanan dan ekonomi secara bersamaan untuk memastikan negaranya mampu bertahan melewati turbulensi global saat ini. Karena itu, kita perlu menghindari keadaan politik seperti yang terjadi di Malaysia, Myanmar dan beberapa negara di Timur Tengah sekarang," pungkas Robi yang juga Dosen Magister Politik Unas ini.
Sekjen PAN: Tak Ada Inisiator Tunggal
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno menegaskan tak ada inisiator awal dalam pertemuan antara Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa, yang kemudian menyepakati koalisi untuk Pemilu 2024.
Baca juga: Zulhas Bertemu Suharso serta Airlangga Hartarto, PAN Bakal Koalisi dengan Golkar dan PPP?