Presidensi G20
Jelang KTT G20, APJASI Ajak Ciptakan Kondisi Aman di Lingkungan Kerja
Pandemi Covid 19 telah berlangsung selama dua tahun, beragam tantangan dan hambatan telah dilalui bangsa ini.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama dua tahun, beragam tantangan dan hambatan telah dilalui bangsa ini.
Satu diantaranya tantangan dalam masalah keamanan, terutama keamanan di lingkungan kerja.
Menyikapi terkait kondisi keamanan ini, Asosiasi Pengguna Jasa Sekuriti Indonesia (APJASI) menggelar Halal bihalal dan talkshow Sekuriti di Hotel JS Luwansa Kuningan Jakarta pada Rabu 25 Mei 2022.
Acara talkshow menghadirkan narasumber berkompeten.
Di antaranya adalah Dirbinpotmas Baharkam Polri Brigjen Pol Edy Murboyo, Pengamat Sosial Sulastri, Sekretaris Jendral APJASI Subkhan.
Acara dipandu moderator Chico Adhibaskara Ekananda Hindarto.
Dalam sambutannya, Ketua Umum APJASI Leonard Abdul Aziz mengatakan kondisi keamanan yang aman ini jangan sampai membuat terlena, karena potensi ancaman gangguan keamanan sangat dinamis serta beragam dan setiap waktu patut diwaspadai bersama.
Baca juga: Sambut KTT G20, Jangan Lupa Beli 7 Kerajinan Tangan Ini Kalau ke Bali!
Leo menambahkan, setelah melalui Pandemi Covid, dunia mulai memasuki lanskap tatanan geopolitik dunia baru di mana setiap negara akan mempertahankan kedaulatannya dalam perspektif persaingan dominasi terkait distribusi energi, teknologi informasi, teknologi energi terbarukan, jaringan logistik hingga skema keuangan baru dalam platform digital currency.
“Tarik menarik kepentingan global tersebut akan berpengaruh pada stabilitas keamanan di setiap negara. Diawali dengan perang dagang AS – Cina, krisis Rusia – Ukrainia, hingga Isu laten di Timur Tengah dan Asia Timur dan Asia Selatan, akan berdampak luas terhadap stabilitas keamanan Kawasan dan Nasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, begitu juga kaitannya dengan perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan melakukan manajemen rantai pasokan secara optimal dan baik.
Perusahaan menghasilkan kinerja yang lebih baik dari pesaing karena manajemen rantai pasokan mampu meminimalisir keseluruhan biaya untuk memenuhi dan melayani kebutuhan konsumen.
“Untuk memastikan agar proses pasokan produk atau jasa berjalan dengan lancar, setiap perusahaan melakukan pengelolaan risiko atas potensi gangguan yang mungkin terjadi,” jelasnya.
Menurut Leo, kondisi yang semakin tidak menentu akhir-akhir ini seharusnya membuat perusahaan untuk lebih peduli pada risiko akibat ketidakpastian dan potensi gangguan yang sulit diperkirakan, seperti pandemi, perang, aksi teror, sabotase tindak kejahatan atau serangan siber.
“Kami dari APJASI mengajak seluruh pemangku kepentingan keamanan di Indonesia untuk sama-sama mewaspadai potensi ancaman tersebut. Beragam ancaman seperti cybercrime, terorisme, konflik sosial, sabotase rantai pasokan, separatisme, penyebaran ujaran-ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah bangsa hingga kejahatan konvensional perlu kita antisipasi Bersama,” jelasnya.
APJASI juga mengajak setiap perusahaan mulai menjadikan aspek keamanan menjadi bagian dari proses bisnis untuk memastikan keberlangsungan usaha, melalui implementasi standar sistem keamanan secara konsisten, pengendalian risiko, peningkatan kompetensi personel pengamanan.