Sabtu, 13 September 2025

Putra Ridwan Kamil Kecelakaan

Setiap Tahun 20 Orang Hilang di Sungai Aare, Proses Pencarian Eril Libatkan Drone dan Tim Penyelam

Tercatat setidaknya ada 20 kasus orang yang menghilang ketika berenang di sungai tersebut setiap tahunnya.

Kolase/Daniel Schwen/Commons Wikipedia/IG @emmerilkahn
Sungai Aare di Bern, Swiss. Di sungai ini Emmeril Khan Mumtadz, putra Ridwan Kamil, yang terseret arus Sungai Aare, Jumat (27/5/2022). Pencarian putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz dihenatikan sementara pada hari ini, Jumat (26/5/2022). 

Pasalnya, Sungai Aare datang dari salju yang meleleh yang terdapat kristal putih. Diperkirakan, hal ini yang membuat air sungai keruh dan menyulitkan penyelaman.

Bahkan, kata dia, suhu air di Sungai Aare pada saat kejadian sekitar 16 derajat celcius.

Kondisi Sungai Aare pun selalu konstan, namun bergantung dengan faktor alam termasuk hujan di wilayah puncak.

Namun, ia memastikan tidak ada rekayasa arus dari pembangkit listrik tenaga air yang diketahui ada di wilayah tersebut.

Hal ini mengingat Sungai Aare menjadi destinasi wisata yang dikelola pemerintah dengan baik, dimana disiapkan banyak rambu dan petugas keamanan yang berjaga di sepanjang sungai.

Muliaman mengatakan, proses pencarian pun masih berada dikoordinasi penuh pihak kepolisian setempat.

"Pencarian hingga cuaca memungkinkan untuk dilakukan proses pencarian, artinya disesuaikan perkembangan di lapangan," terangnya.

Baca juga: Sebelum Terseret Arus Sungai di Swiss, Eril Ambil Posisi di Belakang, Pastikan Keselamatan Keluarga

Catatan Korban Sungai Aare

Sungai Aare yang menjadi lokasi Eril menghilang ternyata memang banyak menelan korban.

Muliaman menyampaikan tercatat setidaknya ada 20 kasus orang yang menghilang ketika berenang di sungai tersebut.

"Dari mereka kami memperoleh informasi setiap tahun kejadian serupa kira-kira terjadi 15 sampai 20 kasus setiap tahun. Kenapa cukup banyak karena memang tempat dimana orang berenang," katanya.

Namun begitu, Muliaman menyatakan berenang di tempat tersebut sejatinya tergolong aman. Sebab, otoritas setempat telah memasang rambu atau larangan mengenai lokasi-lokasi berenang.

Bahkan, kata dia, pemerintah setempat juga terus memperbarui suhu air agar menjadi acuan wisatawan yang berenang di tempat tersebut.

"Setiap saat kita juga bisa mengecek website dari pemerintah lokal pengelola sungai yang juga sering diacu oleh masyarakat berapa suhu air hari ini. Jadi kita tidak perlu datang ke sungai untuk mengecek," ungkapnya.

Tak hanya itu, dia menjelaskan otoritas Swiss juga terus memperbarui data mengenai debit atau arus air di tempat tersebut.

"Data dan informasi termasuk perkiraan arus derasnya tergantung juga tapi rata rata 180-230 meter kubur per detik," pungkasnya. (tribun network/yuda)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan