Bursa Capres
Surya Paloh Undang Prabowo, Bamsoet hingga Erick Thohir: Manuver NasDem Dongkrak Elektabilitas?
Dalam psikologi politik, efek ekor jas dapat dimaknai sebagai pengaruh figur atau tokoh dalam meningkatkan suara partai pada pemilihan umum (Pemilu).
Editor:
Malvyandie Haryadi
Peluang Koalisi NasDem-Gerindra
Lebih lanjut Herry mengungkapkan pertemuan ‘Gondangdia’ dengan Menteri Pertahanan ini juga sebagai sinyal dan peluang koalisi antara Gerindra dengan NasDem.
Dia pun menilai pertemuan tersebut tidak ada masalah yang perlu diperdebatkan.
Sebab, kata dia, baik Surya Paloh maupun Prabowo Subianto sama-sama berasal dari satu ‘rahim’, yakni Partai Golkar.
Herry menambahkan, keduanya saat ini tengah kembali membangun komunikasi politik.
“Jadi parpolnya pernah di karakter yang sama. Saya kira komunikasi politik antara keduanya tidak masalah untuk membangun koalisi ke depan,” tuturnya.
Surya Paloh Sanjung Erick Thohir, Sebut Sosoknya ‘The Rising Star’
Tidak berhenti pada pertemuan dengan Prabowo Subianto, Surya Paloh pun kembali menarik perhatian publik dengan menyebu Menteri BUMN Erick Thohir sebagai ‘The Rising Star’.
Ungkapan itu disampaikannya dalam acara silaturahmi nasional (Silatnas) di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2022).
“Bung Erik Thohir, tokoh muda kita, rising star, yang kita harapkan bisa memperkokoh nilai-nilai Pancasila ke depan, bergelut dalam perjuangan kedepan bersama dengan saudara saudara,” kata Surya Paloh.
Serupa, Herry Mendrofa menilai pernyataan itu juga dilakukan untuk memicu efek ekor jas untuk mendompleng popularitas NasDem.
“Nah ini kuncinya, kenapa Nasdem itu melempar berbagai macam narasi yang positif sebenarnya, Dia mengusung Anies itu positif sebenarnya, dia mengusung Erick Thohir, dia mengusung Prabowo itu positif,” kata Herry.
Selain untuk menarik coat tail effect, itu juga dianggap sebagai upaya NasDem melakukan ‘cek ombak’ guna melihat sejauh mana kans partai yang didominasi warna biru tua dan kuning ini.
Sebab saat ini, sambung Herry, terdapat sejunlah partai besar yang bisa membuat poros sendiri, di antaranya PDI Perjuangan, Gerindra hingga Golkar.
Ketiga parpol tersebut dinilai punya masing-masing figur yang dijagokan untuk maju menjadi Capres 2024.
Khusus untuk Golkar, saat ini telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN.
“Jadi hanya 3 parpol ini yang menurut saya peluangnya cukup besar menciptakan poros sendiri, kecuali nanti dinamika politik 2024 kan begitu cair,” ucap Herry.
“Jadi bisa melebur, bisa bertukar pasangan, bertukar koalisi ya nothing impossible ya dalam politik ini,” lanjut dia.