Selasa, 26 Agustus 2025

Putra Ridwan Kamil Kecelakaan

Kesaksian Ridwan Kamil atas Kiprah Eril Semasa Hidup: InsyaAllah Pergi dalam Panjang Umur

Ridwan Kamil memberi kesaksian atas kiprah sang putra, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril selama hidupnya.

Instagram @ridwankamil
Sisi kebaikan Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril semasa hidup diungkap oleh Ridwan Kamil. 

"Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua," tulis Emil.

Baca juga: Pertama ke Kantor Gubernur Setelah Musibah Meninggalnya Eril, Ridwan Kamil Ajak Anak Angkatnya

Baca juga: Warga Bandung Padati Gedung Pakuan Sampaikan Belasungkawa Meninggalnya Eril

Berikut selengkapnya tulisan Ridwan Kamil tentang kiprah Eril sang Putra:

Sisi kebaikan putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril semasa hidup
Sisi kebaikan putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril semasa hidup (Kolase Tribunnews)

"KAPAN KITA PULANG

Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa semua dari kita, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu.

Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalnan bukan tujuaan. Dan seperti cerita setiap perjalnan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang.

Agar perjalan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jala adalah keimanan Bekal perjalanan adalah anfauhum linnas yaitu tas berisi pahala ama--amal kebaikan kita.

Itulah hakekat cerita Ananda Eril

Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya. Paripurna hidupnya dengan segala amalannya. Ia berpulang kepada pemilik sesungguhnya sesuai jadwalnya.

Jadwal yang sudah tertulis di kitab takdir Allah yaitu di Lauhul Mahfudz

Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan

Namun logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping.

Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keihkhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini.

Kami meyakini, sesungguhnya ada dua cara menilai panjang pendeknya umur manusia. Yang pertama, menilai dengan penjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita.

Namun, ada cara kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini

Ananda Emmeril Kahn Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasnya amal kebaikannya, Insya Allah sungguh ia pergi dalam panjang umur.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan