Putra Ridwan Kamil Kecelakaan
Kesaksian Ridwan Kamil atas Kiprah Eril Semasa Hidup: InsyaAllah Pergi dalam Panjang Umur
Ridwan Kamil memberi kesaksian atas kiprah sang putra, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril selama hidupnya.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Pravitri Retno W
Ia lahir 25 Juni 1999 di New York dan berpulang di Bern 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2
Tidaklah penting kita lahir dan pulang dimana. Karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT.
Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua.

Dear Eril, ayahmu ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan, tapi jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.
Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu.
Mungkinkah ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih thr dari yangmu sendiri ke satpam-satpam itu ril?
Mungkin ini padahal kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami berikan walau kami mampu, sehingga kamu harus bekerja sambilan sambil kuliah Ril?
Mungkin ini balasan dari doa-doan malammu dan akhlak muliamu yang selalu menebar senyum penuh radiasi bahagia itu Ril?
Mungkinkah ini buah dari saat kamu hujan-hujan memimpin anak-anak muda membagikan sedekah kepada panti asuhan dan duafa-duafa tua itu Ril?
Mungkinkah ini berkah dari kebaikanmu selalu melindungi sesama manusia di sekelilingmu Ril? Bahkan di saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu.
Kamu sejatinya adalah pahlawan.

Sungguh, kamu diam-diam ternyata sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang itu Ril. Masya Allah.
Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril, sesungguhnya Ridhaallahu fi ridhawalidain. Ridha Allah akan menyertaimu sekarang karena kami kedua orangtuamu sudah iklhas dan ridha melepas kepulanganmu.
Walau suatau saat nanti akmi ingin berseru "Allahu Akbar!", jika suatu hari Allah ijinkan pertemukan kami dengan jasadmu.
Jika ada dosa dari kami selama ini, kami memohon maaf kepadamu atas segala kekurangan kami, demikian pula sebaliknya. Apapun itu. Agar kamu tenang bersamaNya.