Putra Ridwan Kamil Kecelakaan
Kesaksian Ridwan Kamil atas Kiprah Eril Semasa Hidup: InsyaAllah Pergi dalam Panjang Umur
Ridwan Kamil memberi kesaksian atas kiprah sang putra, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril selama hidupnya.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ridwan Kamil memberi kesaksian atas kiprah sang putra, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, selama hidupnya.
Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil dalam sebuah video yang berisi tulisan, yang diunggah di Instagram pribadinya, @ridwankamil.
Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil ini merasa perlu mengungkap sisi kebaikan putranya semasa hidup lantaran merupakan kewajibannya, sekaligus hak Eril, yang kini sudah meninggal.
"Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakan."
"Namun, sesuai saran ulama, ini adalah kewajiban saya selaku ayah, dan ini adalah hak dari Eril yang sudah berpulang yang wajib ditunaikan," tulis Ridwan Kamil dalam keterangan unggahan itu.
Baca juga: Foto Terakhir Atalia dan Eril Sebelum Insiden Hilang di Sungai Aare Swiss
Baca juga: Terkuak Arti Nama Arkana Putra Bungsu Ridwan Kamil Sebenarnya, Terjawab Siapa Anak Angkat Kang Emil
Dalam catatan itu, secara tersurat Ridwan Kamil mengungkap berbagai kebaikan yang biasa dilakukan oleh Eril.
Diantaranya yakni seperti membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim hingga memberikan THR kepada para satpam.
Emil secara juga mengungkap Eril pernah memimpin anak-anak muda membagikan sedekah kepada panti asuhan dan duafa.
Menurut suami Atalia Praratya ini, meski secara biologis umur Eril hanya 23 tahun, namun dengan luasnya amal kebaikannya, ia yakin Eril pergi dalam panjang umur.
"Kami meyakini, sesungguhnya ada dua cara menilai panjang pendeknya umur manusia. Yang pertama, menilai dengan penjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita."
"Namun, ada cara kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini."
"Ananda Emmeril Kahn Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasnya amal kebaikannya, Insya Allah sungguh ia pergi dalam panjang umur," ungkap Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil juga mengungkapkan, bahwa kepergian putranya justru memberi pelajaran kepada banyak orang.
"Ia lahir 25 Juni 1999 di New York dan berpulang di Bern 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2."
"Tidaklah penting kita lahir dan pulang dimana. Karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT."
"Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua," tulis Emil.
Baca juga: Pertama ke Kantor Gubernur Setelah Musibah Meninggalnya Eril, Ridwan Kamil Ajak Anak Angkatnya
Baca juga: Warga Bandung Padati Gedung Pakuan Sampaikan Belasungkawa Meninggalnya Eril
Berikut selengkapnya tulisan Ridwan Kamil tentang kiprah Eril sang Putra:

"KAPAN KITA PULANG
Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa semua dari kita, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu.
Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalnan bukan tujuaan. Dan seperti cerita setiap perjalnan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang.
Agar perjalan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jala adalah keimanan Bekal perjalanan adalah anfauhum linnas yaitu tas berisi pahala ama--amal kebaikan kita.
Itulah hakekat cerita Ananda Eril
Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya. Paripurna hidupnya dengan segala amalannya. Ia berpulang kepada pemilik sesungguhnya sesuai jadwalnya.
Jadwal yang sudah tertulis di kitab takdir Allah yaitu di Lauhul Mahfudz
Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan
Namun logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping.
Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keihkhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini.
Kami meyakini, sesungguhnya ada dua cara menilai panjang pendeknya umur manusia. Yang pertama, menilai dengan penjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita.
Namun, ada cara kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini
Ananda Emmeril Kahn Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasnya amal kebaikannya, Insya Allah sungguh ia pergi dalam panjang umur.
Ia lahir 25 Juni 1999 di New York dan berpulang di Bern 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2
Tidaklah penting kita lahir dan pulang dimana. Karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT.
Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua.

Dear Eril, ayahmu ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan, tapi jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.
Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu.
Mungkinkah ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih thr dari yangmu sendiri ke satpam-satpam itu ril?
Mungkin ini padahal kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami berikan walau kami mampu, sehingga kamu harus bekerja sambilan sambil kuliah Ril?
Mungkin ini balasan dari doa-doan malammu dan akhlak muliamu yang selalu menebar senyum penuh radiasi bahagia itu Ril?
Mungkinkah ini buah dari saat kamu hujan-hujan memimpin anak-anak muda membagikan sedekah kepada panti asuhan dan duafa-duafa tua itu Ril?
Mungkinkah ini berkah dari kebaikanmu selalu melindungi sesama manusia di sekelilingmu Ril? Bahkan di saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu.
Kamu sejatinya adalah pahlawan.

Sungguh, kamu diam-diam ternyata sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang itu Ril. Masya Allah.
Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril, sesungguhnya Ridhaallahu fi ridhawalidain. Ridha Allah akan menyertaimu sekarang karena kami kedua orangtuamu sudah iklhas dan ridha melepas kepulanganmu.
Walau suatau saat nanti akmi ingin berseru "Allahu Akbar!", jika suatu hari Allah ijinkan pertemukan kami dengan jasadmu.
Jika ada dosa dari kami selama ini, kami memohon maaf kepadamu atas segala kekurangan kami, demikian pula sebaliknya. Apapun itu. Agar kamu tenang bersamaNya.
Teriring doa kami di setiap helaan napas dan tetes air mata ni untukmu anakku.
Sungai Aare akan terang benderang, karena jutaan doa-doa ini akan menjadi cahaya yang menerangi ketenangan tempatmu sekarang Riil.
Sampai kita berjumpa lagi, saat kamu bukakan pintu gerbang itu.
JADI KAPAN KITA PULANG?
Kita tidak akan pernah tahu.
namun jika panggilan pulang itu datang, pastikan bekal itu cukup.
Bern, Swiss
2 Juni 2022
Ridwan Kamil.
A proud father of Emmeril Kahn Mumtadz."

Pencarian Terus Dilakukan
Sebelumnya diberitakan, Eril hilang terseret arus saat berenang di Sungai Aare di Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022 pukul 10:00 waktu Swiss.
Saat itu Eril bersama adiknya, Camillia Laetitia Azzahra atau Zara, dan temannya sedang berenang di Sungai Aare.
Kehadiran Eril dan keluarga di Swiss adalah dalam rangka mencari sekolahan untuk Eril yang akan menempuh pendidikan S2.
Hingga saat ini, jenazah Eril belum ditemukan.
Pencarian Eril akan terus dilakukan oleh otoritas Swiss, KBRI, keluarga, sahabat, maupun masyarakat sampai waktu yang belum ditentukan.
(Tribunnews.com/Tio)