Bursa Capres
Ganjar Pranowo: Saya Nggak Pernah Dibuang PDIP, Masih di Kandang
Ganjar Pranowo menanggapi kabar yang menyebut dirinya tidak dikehendaki sebagai kader PDIP.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, blak-blakan menanggapi selentingan yang mengatakan dirinya sudah tak dikehendaki sebagai kader PDIP.
Dalam wawancara bersama Aiman Witjaksono, Ganjar menegaskan dirinya tak pernah dibuang oleh partainya.
"Enggak, saya nggak pernah dibuang. Masih di kandang," katanya dalam acara Aiman yang tayang Selasa (14/6/2022), dikutip Tribunnews.com.
Tak hanya itu, Ganjar juga bicara soal kritik-kritik tajam dari sesama rekan di PDIP yang ditujukan padanya secara bertubi-tubi.
Menurutnya, kritik keras, terlebih datang dari seorang teman, adalah vitamin.
Baca juga: Ganjar Dinilai Tak Tertarik Godaan Nyapres dari Partai Lain meski Namanya Unggul di Rakernas NasDem
Baca juga: Ganjar Pranowo Masuk dalam Rekomendasi Capres NasDem, PDIP: Kita Tak Campur Rumah Tangga Partai Lain
Ia menganggap kritik dari teman sebagai rasa sayang kepadanya.
Kritik-kritik keras, kata Ganjar, sudah menjadi hal biasa di PDIP.
Pasalnya, Ganjar menyebut PDIP memang partai yang keras sejak dulu.
"Buat saya kritik itu vitamin, vitamin itu kalau kritiknya pedas dan dilakukan oleh teman, berarti dia sayang sama saya," ujarnya.
"Biasa, PDIP itu tempatnya keras. Ini hanya keras di kata-kata. (Tahun) '96 itu kerasnya sampai fisik."
"Kebetulan saya mulai aktif di partai itu sejak PDI, belum Perjuangan, dan itu tahun '92 saya masih mahasiswa," imbuhnya.
Saat disinggung mengenai elektabilitasnya yang kerap masuk tiga besar, Ganjar mengaku biasa saja.
Di partainya, para kader diminta agar tak jemawa ketika namanya disanjung-sanjung publik.
"Di PDI Perjuangan kalau ada survei-survei, nggak usah GR, satu. Kalau ada statement-statement di publik, nggak usah GR."
"Keputusannya itu semua diserahkan ke Ketua Umum," tuturnya.
Baca juga: Dukungan Ganjar Maju Pilpres 2024 Terus Berdatangan, Setelah Banten dan Bekasi Kini Manado
Baca juga: Ganjar, Gibran dan Ratusan Kepala Daerah PDIP Tandatangan Surat Pernyataan Disaksikan Megawati
Dinilai Kemlinthi
Beberapa waktu lalu, politisi PDIP Trimedya Panjaitan blak-blakan menyindir Ganjar Pranowo dan membandingkan kinerja orang nomor satu di Jateng ini dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Ia mempertanyakan prestasi Ganjar selama delapan tahun menjabat sebagai Gubernur Jateng.
“Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di Medsos apa kinerjanya?” kata Trimedya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/6/2022), dilansir Tribunnews.com.
“Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR, kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu."
"Selesaikan rob itu, berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” imbuhnya.
Tak seperti Puan yang dinilainya tidak suka berpura-pura, Trimedya menganggap Ganjar hanya memoles diri demi opini publik.
Menurut Trimedya, mencari pemimpin haruslah yang apa adanya, bukan mempermak dirinya seolah-olah paling berpihak kepada rakyat.
“Mbak Puan bukan tipe pemimpin yang suka berpura-pura yang memoles dirinya seakan-akan populis, seakan-akan berpihak kepada rakyat, tapi Mbak Puan mencoba menjadi pemimpin ya begitulah dia apa adanya."
"Dia lahir dari sebagai cucu Bung Karno, anak Bu Mega, anak Pak Taufik, kemudian jadi Politisi di tingkat nasional, ya dia enggak perlu kepura-puraan,” kata Trimedya.
Baca juga: Pengamat Sebut Nasdem Sulit Usung Ganjar atau Anies di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Baca juga: Tanggapan Nasdem Soal Jawaban Ganjar Tetap Kader PDIP Meski Diusulkan Jadi Capres Oleh DPW Nasdem
“Jatuh dari sepeda, akting ada hari kanker botak, bukan yang begitu-begitu."
"Coba apa gunanya Ganjar botak tunjukkan empati? Kan enggak juga, kenapa dia enggak botak ketika Indonesia kalah di semifinal Sea Games?" tambahnya.
Trimedya bahkan menilai Ganjar terlalu berambisi menyalonkan diri sebagai capres.
Menurut dia, langkah Ganjar yang bermanuver untuk nyapres di 2024 sudah kelewat batas.
Dalam istilah orang Jawa, kata Trimedya, bisa disebut kemlinthi atau congkak.
“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai Gubernur Jateng, dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD, DPC, DPRD provinsi, DPRD kab/kota, itu baru,” pungkasnya.
Nama Ganjar dan Anies Mendominasi Rakernas NasDem

Sejumlah nama diusulkan untuk menjadi bakal calon presiden (capres) 2024 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem.
Nama Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi yang paling banyak diusulkan oleh 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem, pada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem, dalam Rakernas lanjutan pada Kamis (16/6/2022).
Dilansir Tribunnews.com, jika ditotal ada 32 DPW NasDem yang merekomendasikan Anies sebagai capres.
Baca juga: Nama Ganjar Menguat dalam Rakernas Nasdem Padahal Partai Ini Digadang akan Usung Anies Baswedan
Baca juga: Mirip Survei Charta Politika, Nama Ganjar dan Anies yang Paling Kuat Bergaung di Rakernas NasDem
Sementara, 29 DPW NasDem mengusulkan nama Ganjar yang merupakan kader PDIP.
Terakhir, Menteri BUMN, Erick Thohir, menjadi nama ketiga yang paling banyak diusulkan, total oleh 16 DPW NasDem.
Selain ketiga nama tersebut, muncul nama dua Jenderal TNI dalam Rakernas NasDem.
Mereka adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Sementara itu, dua sosok yang sempat bertemu Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, justru tak masuk daftar rekomendasi, yaitu Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, memberikan penjelasan.
Ia mengatakan, keputusan untuk tidak merekomendasikan nama Prabowo dan AHY lantaran DPR NasDem tak ingin ada sosok berpengaruh dari partai lain untuk diusulkan sebagai capres.
"Iya tentu proses rekomendasi ini kita dengar langsung tadi mungkin teman-teman di DPW memiliki catatan yang tidak menginginkannya asosiasi figur yang terlalu dominan ke partai politik tertentu," kata Willy saat jumpa pers di agenda Rakernas Nasdem, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, dilansir Tribunnews.com.
Hal itu, kata Willy, merupakan kondisi yang wajar, mengingat tidak ada ketua umum partai lainnya lagi yang diusulkan DPW NasDem menjadi capres.
Diketahui, Rakernas NasDem digelar untuk menentukan tiga nama sebagai capres pada Pemilu 2024 mendatang.
"Saya percaya kita masih memiliki calon terbaik dari yang terbaik. Dari beberapa nama akan berproses menjadi 3 nama yang akan mendapat rekomendasi dan diajukan kepada saya."
"Tentu saya harus kontemplasi tingkat rasional objektivitas," kata Surya Paloh saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakernas di JCC, Rabu (15/6/2022), dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni/Rizki Sandi Saputra, Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)