Wapres: Pemulihan Pandemi Harus Dimanfaatkan Untuk Percepatan Transformasi Digital
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin membuka Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) di Istana Wakil Presiden Jakarta Pusat.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin membuka Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) di Istana Wakil Presiden Jakarta Pusat pada Rabu (24/8/2022).
Dalam sambutannya ia menyampaikan dunia usaha menggambarkan situasi krisis global saat ini sebagai ketidakpastian besar.
Pemulihan ekonomi pascapandemi, kata dia, begitu kompleks dipicu adanya perang maupun disrupsi multidimensi dan tidak ada rumus baku untuk mengurai ragam persoalan bisnis sekaligus.
Bahkan, kata dia, model perencanaan dan prakiraan bisnis nyaris tidak mungkin disusun dengan sempurna.
Selain itu, kata dia, proyeksi perlambatan pertumbuhan global dan disrupsi rantai pasok juga menghadang di depan mata yang harus bijak dikelola para pelaku usaha.
Mereka yang berhasil, lanjut dia, adalah yang inovatif, adaptif dan transformatif mengelola peluang dan seluruh sumber daya yang dimiliki.
Tuhan, kata Ma'ruf, telah menganugerahi bangsa Indonesia dengan berbagai modal untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju.
Indonesia, lanjut dia, adalah negara kepulauan sekaligus negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, memiliki populasi penduduk terpadat keempat di dunia, pemimpin di ASEAN serta menikmati sumber daya alam yang berlimpah.
Selain itu, kata dia, Bangsa Indonesia memiliki pengalaman melewati salah satu krisis ekonomi terparah dalam sejarah dunia modern.
Namun, lanjut dia, justru dari krisis tersebut kita mengalami transisi politik dan pemulihan ekonomi sehingga menjadi salah satu bangsa yang diperhitungkan di tingkat global.
Indonesia, kata dia, diproyeksikan akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Resmi Luncurkan Tabungan Perumahan Syariah, Cek Cara Daftarnya
Di tengah aneka tantangan yang mendera saat ini, kata dia, ekonomi kuartal II tahun 2022 tumbuh 5,44 persen, dan neraca perdagangan surplus Rp364 triliun.
Selain itu, lanjut dia, tren pemulihan diprediksi akan berlanjut, didukung peningkatan mobilitas masyarakat, sumber pembiayaan, dan tentunya aktivitas dunia usaha.
Dari sisi konsumsi, kata Ma'ruf, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat beberapa bulan terakhir, ditopang oleh ekspektasi akan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha.
Artinya, lanjut dia, peran pelaku usaha dalam menggerakkan roda ekonomi dan mempercepat pemulihan bangsa ini sangat nyata.
Pemerintah, kata Ma'ruf, memahami dan terus berupaya menciptakan ekosistem dunia usaha agar tetap kondusif dan mampu bertumbuh, dengan memfasilitasi berbagai akses kemudahan perizinan, serta dukungan kebijakan insentif sebagai stimulus.
Hal tersebut disampaikannya ketika membuka Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional di Istana Wakil Presiden Jakarta Pusat pada Rabu (24/8/2022).
"Momentum pemulihan pandemi harus dimanfaatkan untuk melakukan percepatan transformasi digital," kata Ma'ruf.
Nilai ekonomi digital Indonesia saat ini, kata dia, adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
Bahkan, lanjut dia, 40% pangsa pasar ekonomi digital ada di Indonesia.
"Kita tidak ingin sekadar menonton pelaku usaha dari luar yang meraup keuntungannya," kata Ma'ruf.
Sebagaimana tema Munas JAPNAS, Ma'ruf ingin bersama bangkit, bergerak dan bersinergi mewujudkan raksasa ekonomi baru menuju Indonesia Emas.
Untuk itu, ia menekankan sejumlah kepada jaringan pengusaha nasional di seluruh Indonesia.
Pertama, kata dia, agar mereka kembangkan potensi ekonomi digital di seluruh sektor.
Digitalisasi, kata Ma'ruf, mendorong kita untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam berbagai sektor usaha.
"Selain sektor e-commerce, potensi ekonomi digital di bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, pariwisata, industri kreatif dan lainnya harus terus dikembangkan," kats Ma'ruf.
Kedua, ia menekankan agar mereka menumbuhkan inovasi-inovasi guna menciptakan bisnis yang berdaya saing di tingkat regional dan global.
Baca juga: Wapres Maruf Amin: Pekerja Seni Miliki Peran Mempersatukan Bangsa
Akselerasi inovasi dan digitalisasi, kata dia, perlu diikuti dengan literasi data yang baik.
"Keputusan bisnis berbasis data akan meningkatkan kualitas proses bisnis dari hulu hingga hilir ke konsumen, dengan tetap memperhatikan koridor perlindungan data privat," kata Ma'ruf.
Selain itu, lanjut dia, yang tidak kalah penting adalah penguatan kolaborasi dunia usaha, perguruan tinggi, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat terbangunnya ekosistem digital yang kokoh sekaligus adaptif dengan perubahan zaman.
Pengusaha, kata dia, juga diharapkan menjadi penggerak aktivitas ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.
Ia mengajak para pengusaha dapat merangkul dan melibatkan usaha mikro dan kecil (UMK) dalam aktivitas usahanya, agar UMK meningkat daya saingnya.
Ma'ruf juga mengajak para pengusaha untuk mendukung target 30 juta UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital pada 2024, sehingga pembangunan ekonomi Indonesia akan mengakar kuat hingga ke sektor terkecil.
Partisipasi jaringan pengusaha nasional dalam perhelatan G20, lanjut dia, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memberi nilai tambah bagi kepentingan bangsa.
"Kita optimistis presidensi Indonesia akan membawa manfaat ekonomi bagi dunia usaha dan juga UMKM, serta memantapkan peran strategis Indonesia dalam menentukan arah kebijakan pemulihan ekonomi global," kata Ma'ruf.
Ia meminta secara khusus kepada JAPNAS dapat turut membantu penguatan usaha berbasis syariah di berbagai daerah.
Hal tersebut di antaranya dengan mengisi kawasan industri halal dan mendukung penguatan kapasitas UMKM guna mendukung visi Indonesia menjadi pusat produsen halal dunia.
Baca juga: Kasus Monkeypox Pertama Ditemukan di Indonesia, Wapres Maruf Amin: Sudah Diantisipasi Sejak Awal
"Kiranya kegiatan MUNAS ini dapat menginspirasi seluruh Anggota JAPNAS untuk bangkit, bergerak dan bersinergi, serta menghasilkan rekomendasi strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang diperhitungkan dunia," kata dia.