BBM Bersubsidi
Demo Tolak Kenaikan BBM, Massa Gema Keadilan: Negara Lain Justru Turunkan Harga BBM
Presiden DPP Gema Keadilan Indra Kusuma menyoroti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang resmi ditetapkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022) lalu.
Penulis:
Naufal Lanten
Editor:
Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden DPP Gema Keadilan Indra Kusuma menyoroti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang resmi ditetapkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022) lalu.
Menurutnya, kenaikan BBM terjadi jusrti ditengah harga minyak dunia yang sedang berangsur turun. Ia pun membandingkan kenaikan BBM ini dengan negara lain.
“Karena realitasnya hari ini harga dunia sedang turun. Negara lain justru menurunkan harga BBM. Amerika, Malaysia menurunkan harga BBM,” kata Indra Kusuma di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2022).
Ia menambahkan momentum kenaikan harga BBM saat ini tidak tepat karena masyarakat masih berjuang setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Tiba-tiba di hantam dengan kenaikan BBM yang ini jelas jelas akan meningkatkan harga harga,” ujarnya.
Selain itu, Indra pun menyinggung anggapan pemerintah terkait subsidi terhadap BBM yang disebut membebani pendanaan negara.
Ia menuturkan, kehadiran subsidi justru menyehahterakan masyarakat dan memberi stimulus bagi kalangan kurang mampu.
“Subsidi adalah stimulus biar mereka lebih hidup produktif bukan beban,” kata dia.
“Justru yang mengagap beban itu paradigma kapitalis, dan Indonesia bukan negara kapitalis,” lanjut Indra.
Dia kembali mengatakan bahwa klaim harga BBM di Indonesia adalah yang termurah, tidak seduai fakta. Di Malysia, sambung dia, harga Ron 95 yang kualitasnya di atas Pertamax justru harganya di bawah Pertalite.
“Ini menunjukan bahwa dibandingkan luar negeri pun Indonesia bukan yang termurah,” ucapnya.
Menurut Indra, BBM di SPBU swasta di Indonesia harganya lebih murah daripada Pertalite. Padahal SPBU swasta tidak mendapatkan subsidi.
“Justru kami melihat bahwa pemerintah sedang mencari dana untuk membayar hutang, sejak awal gema keadilan menolak pemerintah utang ugal ugalan, Karna justru masyarakat sangat di rugikan,” tuturnya.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Pecah di Sejumlah Daerah, Mahasiswa Ancam Gelar Aksi Besar-besaran
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat mulai berkumpul di kawasan Patung Kuda, sekira pukul 12.00 WIB, Selasa (6/9/2022). Masyarakat ini tergabung dalam DPP Gema Keadilan. Pihaknya melakukan aksi demo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Presiden DPP Gema Keadilan, massa aksi masih akan terus berdatangan ke wilayah Patung Kuda. Ia mengklaim akan datang 200 hingga 300 massa lagi.
Aksi kali demo kali ini dikarenakan keputusan pemerintah Jokowi-Maruf yang menaikkan harga BBM di tengah turunnya harga minyak dunia.
Lebih lanjut, di satu sisi, Indra menyebut kondisi masyarakat masih tertatih menata kembali ekonomi setelah diterjang pandemi Covid-19.
Kenaikan BBM ini dirasa pihaknya merupakan keputusan tak berempati dan dzalim yang mempersulit kehidupan masyarakat.

"Masyarakat tengah tertatih-tatih menata kembali ekonomi setelah pandemi, merupakan keputusan nir empati dan dzalim yang mempersulit kehidupan masyarakat kecil," ujar Indra.