Rabu, 20 Agustus 2025

Polisi Tembak Polisi

Digunakan untuk Periksa Para Tersangka Kasus Brigadir J, Seberapa Akurat Lie Detector?

Lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J diperiksa menggunakan lie detector oleh Puslabfor Polri. Lalu seberapa efektifkah ?

Tribunnews.com/ Irwan Rismawan/ Tribunjambi/ Aryo Tondang/ wartakota/ Yulianto/ istimewa
Kolase lima tersangka pembunuhan Brigadir J: (dari kiri ke kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, dan Kuat Maruf. Putri Candrawathi bakal dalam posisi melawan suaminya Ferdy Sambo bila mengajukan justice collaborator ke LPSK. Lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J diperiksa menggunakan lie detector oleh Puslabfor Polri. Lalu seberapa efektifkah ? 

Menurut Gubrin, orang yang diperiksa bisa berbohong dalam tes menggunakan alat lie detector ini.

Ia menjelaskan individu yang diperiksa dapat berlatih sebelumnya.

"Tidak ada pertanyaan terkait apakah Anda dapat mengalahkan alat lie detector tapi hal yang Anda perlu miliki adalah melatihnya," katanya.

Gubrin mencontohkan cara yang dapat ditempuh untuk melatih menghadapi alat lie detector yaitu dengan saling tanya-jawab dengan ahlinya.

Baca juga: Pemeriksaan Tersangka Menggunakan Lie Detector, Hasil Bisa Manulatif hingga Akurasi Diragukan

Namun, ia juga menjelaskan jika Anda tidak memiliki rekan yang ahli dalam bidang ini maka dapat menggunakan cara licik lainnya seperti paku kecil di dalam sepatu.

"Hal ini dapat merespons keringat Anda agar keluar dari tubuh. Segala aktivitas otot dan gerakan perlu dilakukan lantaran Anda perlu untuk duduk (saat diperiksa)," jelas Gubrin.

Namun, kata Gubrin, cara tersebut tidak menjamin Anda dapat mengakali alat lie detector.

Hal tersebut lantaran mayoritas pewawancara mampu untuk mengetahui segala hal yang digunakan orang diperiksa agar dapat lolos dari tes yang dilakukan.

Jadi Apakah Lie Detector Efektif?

kolase foto ilustrasi pemeriksaan pakai lie detector dan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
kolase foto ilustrasi pemeriksaan pakai lie detector dan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. (Kolase Tribunnews)

Kredibilitas dari alat lie detector selalu diperdebatkan sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1921.

Adapun mayoritas perdebatan yang terjadi adalah soal tingkat akurasinya.

Beberapa ahli mengatakan landasan berpikir dari ditemukannya alat lie detector adalah cacat.

Profesor psikologi sosial terapan dari Universitas Portsmouth, Aldert Vrij mengatakan tidak ada teori yang bisa menjelaskan terkait penentuan hasil orang yang diperiksa melakukan kebohongan atau tidak.

"Idenya adalah pembohong akan memperlihatkan peningkatan kecemasan ketika ditanya pertanyaan kunci ketika orang yang berkata jujur tidak merasakannya," katanya.

Van der Zee mengatakan orang yang diperiksa dengan menggunaakan alat lie detector berpotensi akan mengalami stres.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan